Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Proyek Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall yang akan dibangun sepanjang wilayah Jakarta hingga Gresik, Jawa Timur menjadi salah satu bahasan dalam pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Xi Jinping di Beijing pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lantas bagaimana pendanaan hingga perkembangan dari megaproyek tersebut?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Antara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa dari pembicaraan Bilateral antara Presiden Prabowo dengan Presiden Xi Jinping itu diharapkan kerja sama dapat dilanjutkan termasuk mengenai pengembangan di sektor 'blue economy' atau pendalaman dalam sektor yang berbasis maritim mulai dari energi, solar, sampai tentu di sektor 'fisheries' (perikanan).
"Beberapa hal yang disampaikan oleh Presiden, Pak Prabowo dan juga mendapat respons baik dari Presiden Xi Jinping yaitu kerja sama yang menjadi proyek kebanggaan yaitu 'High Speed Train' Jakarta-Bandung, kemudian proyek ke depan Bapak Presiden menyampaikan terkait dengan 'Great Sea Wall' yaitu bendungan di utara Jawa," kata Airlangga saat ditemui di Beijing pada Minggu, 10 November 2024 dikutip dari Antaranews.
Pendanaan hingga Perkembangan Proyek Giant Sea Wall
Untuk diketahui, pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall bertujuan untuk mengatasi adanya ancaman banjir rob dan penurunan muka tanah atau land subsidence di wilayah utara Pulau Jawa.
Adapun Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pernah mengatakan dalam acara Seminar Nasional Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa Melalui Pembangunan Tanggul Pantai dan Tanggul Laut di Jakarta, pada Rabu, 10 Januari 2024, bahwa Pantai Utara atau Pantura Jawa, terpantau mengalami variasi penurunan tanah sekitar 1 hingga 25 sentimeter per tahun.
Tak hanya itu, terdapat ancaman lain yang mengintai yaitu peningkatan permukaan air laut sebesar 1 hingga 15 sentimeter per tahun di beberapa wilayah, serta kejadian banjir rob.
Dalam kesempatan yang sama, Airlangga mengungkapkan estimasi total kebutuhan anggaran pembangunan giant sea wall sebesar Rp164,1 triliun. "Dari hasil kajian yang telah dilakukan oleh Kementerian PUPR, estimasi kebutuhan anggaran pembangunan tanggul laut dan pengembangan kawasan serta penyediaan air baku dan sanitasi adalah sebesar Rp 164,1 triliun," ujarnya.
Diketahui terdapat tiga tahapan pembangunan yang direncanakan untuk mewujudkan megaproyek tersebut. Di sisi lain, Prabowo Subianto yang saat itu masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan menilai giant sea wall kemungkinan akan terwujud 30-40 tahun mendatang dengan memakan biaya 50-60 miliar dolar AS.
“Tadi lihat untuk fase pertama saja itu Rp164 triliun, mungkin semuanya nanti yang saya dengar, semuanya itu akan memakan 50-60 miliar dolar AS atau mungkin lebih,” tutur Prabowo.
Lalu bagaimana perkembangannya saat ini?
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) baru-baru ini melakukan studi kelayakan terkait desain dan kajian mengenai pembiayaan proyek tanggul laut atau Giant Sea Wall di Jakarta.
“Saat ini, sedang dilakukan feasibility study (studi kelayakan) mengenai desain dan kajian mengenai pembiayaan proyek Giant Sea Wall di DKI Jakarta,” ujar Menteri PU Dody Hanggodo dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 8 November 2024 dikutip dari Antaranews.
Pada rapat kerja bersama Komisi V DPR RI Rabu, 30 Oktober lalu, Dody mengaku bahwa anggaran di kementeriannya sangat terbatas untuk merealisasikan proyek tersebut.
Oleh karena itu, ia akan membuka peluang kerja sama dengan melibatkan banyak perusahaan swasta. "Tapi karena juga keterbatasan anggaran, mungkin kami akan lebih banyak melibatkan swasta. Kemudian untuk sisanya kami berharap proyek yang Jakarta bisa menjadi contoh misalnya buat Semarang dan Surabaya," jelasnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya juga telah meminta Asian Infrastructure and Investment Bank (AIIB) untuk memperluas dukungannya pada proyek-proyek infrastruktur Indonesia, seperti kereta cepat dan tembok laut raksasa atau Giant Sea Wall. Hal itu disampaikannya saat bertemu Presiden AIIB Jin Liqun di sela-sela KTT ASEAN 2024 di Vientiane, Laos, Rabu, 9 Oktober 2024.
Berdasarkan penjelasan Menteri PU Dody Hanggodo, pembangunan Infrastruktur Pengaman Pantai Utara Jakarta Tahap A atau tahap pertama di DKI Jakarta terdiri dari pembangunan tanggul pantai dan muara sungai sepanjang 46 km.
Adapun tanggul pantai yang telah dibangun meliputi Tanggul Kamal Muara – Dadap termasuk Akses Nelayan dan Rumah Pompa serta Kolam Retensi, Tanggul Kalibaru, Kolam Retensi Kalibaru, Kolam Retensi Cilincing dan Tanggul Cakung Drain.
NI MADE SUKMASARI | YOHANES MAHARSO | RADEN PUTRI ALPADILLAH GINANJAR | M RIZKI YUSRIAL | ANTARA
Pilihan editor: Mengenal Proyek Giant Sea Wall, Salah Satu yang Dibahas Prabowo dengan Xi Jinping