Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Harga Kedelai Naik, Gakoptindo: Tahu Tempe Ukurannya Dikurangi, Ditipiskan

Untuk mengakali kenaikan harga kedelai, perajin menciutkan ukuran tahu tempe.

8 Oktober 2022 | 07.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Gabungan Koperasi Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengungkapkan penyebab kenaikan harga kedelai. Ia mengatakan gejolak harga komoditas tersebut belakangan ini dipengaruhi oleh sistem perdagangan internasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Jadi, kenaikan harga kedelai dipengaruhi oleh sistem perdagangan internasional. Sekarang impor kedelai itu bebas sehingga suka atau tidak suka, harga kedelai di dalam negeri dipengaruhi oleh harga kedelai dunia,” ujar Aip Syarifuddin ketika dihubungi oleh Tempo, pada Jumat, 7 Oktober 2022.

Ia mengatakan jika indeks dolar naik, harga bahan bakar minyak (BBM) meningkat, dan perang Rusia-Ukraina belum berakhir, otomatis harga kedelai terus terkerek. Para perajin tempe tahu dalam negeri pun terkena imbas dari kenaikan harga kedelai tersebut.

Kata dia, para perajin tempe tahu tengah menjerit. Sebab, perajin harus mengeluarkan ongkos lebih untuk produksi. Namun di saat yang sama, para perajin tidak dapat menaikkan harga akibat mengantisipasi protes pedagang. 

Baca juga: Kemendag Pastikan Subsidi Kedelai Rp 1.000 Bisa Redam Gejolak Harga Tahu Tempe

“Kenapa? karena kultur budaya perajin tempe tahu Indonesia sudah puluhan tahun, bahkan ratusan tahun, hubungan antara perajin dan pedagang sudah seperti keluarga,” ucap Aip.

Untuk mengakali kenaikan harga kedelai, perajin menciutkan ukuran tahu tempe. “Makanya diakalin, dikurangi ukurannya, ditipiskan, ada juga naikin harga sedikit, atau dikurangi produksinya, dan lainnya,” ucapnya.

Lebih lanjut, Gakoptindo mengusulkan agar pemerintah melakukan perpanjangan program bantuan penggantian selisih harga pembelian kedelai kepada perajin tempe dan tahu hingga Desember 2022. Mereka mengeluh karena subsidi selisih pada kuartal sebelumnya terhambat. 

“Dari Juli-September enggak keluar (izinnya). Izin Menteri Perdagangan baru keluar kemarin akhir September, mungkin minggu depan baru bisa dimulai lagi subsidi yg tertahan itu,” kata Aip. Ia berharap subsidi dari pemerintah ini segera turun dan terkelola agar harga dan stok tahu tempe stabil. 

DEFARA DHANYA PARAMITHA

Baca juga: Impor Kedelai Hampir 90 Persen, Kemendag Jelaskan Siklusnya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus