Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia atau Indonesia Financial Group (IFG) mengajukan Penyertaan Modal Negara atau PMN sebesar Rp3 triliun untuk anggaran tahun 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PMN akan dialokasikan untuk mengoptimalisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari dua anak perusahaan, yaitu PT Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) dan PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Utama IFG Hexana Tri Sasongko mengatakan dari total Rp3 triliun, PMN sebesar Rp1 triliun akan dialokasikan untuk PT Jamkrindo dan Rp2 triliun kepada PT Askrindo. Dia mengatakan IFG melalui kedua institusi itu menjalankan penugasan dari pemerintah sebagai perusahaan penjamin KUR.
“Askrindo dan Jamkrindo berperan penting di sisi hilir program KUR. Program KUR sangat bermanfaat bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam mendukung UMKM,” kata Hexana saat rapat dengan Komisi VI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Rabu, 10 Juli 2024.
Hexana mengatakan pada medio 2007-2023 kedua institusi itu telah menyalurkan KUR sebesar Rp 1,775 triliun. Selain itu, program ini juga telah menjangkau 60 juta UMKM dan 94 juta tenaga kerja.
“KUR memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi (PDB),” kata dia.
Tak hanya itu, KUR juga diklaim mendukung percepatan pemulihan ekonomi sektor UMKM. Hexana mengatakan kondisi ini bisa dilihat dari konstribusi UMKM yang meningkat sebesar 66 persen pada 2020-2022.
Pada masa Covid-19, Hexana mengatakan program KUR juga menjadi instrumen strategis dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional. Ia mengatakan penyaluran KUR meningkat 2,6 kali saat itu.
“Upaya ini juga membantu UMKM dalam menghadapi guncangan ekonomi,” kata dia.
Meski demikian, pada masa pandemi kredit UMKM mengalami kenaikan risiko dan berdampak terhadap kenaikan combined ratio bagi penjamin. Oleh karena itu, ia mengatakan modal dari PMN atau IJP akan membantu menjamin keberlanjutan program KUR yang dijalankan Jamkrindo dan Askrindo.
“Dibutuhkan dukungan penguatan permodalan, baik melalui PMN maupun penyesuaian IJP,” kata dia.