Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Riset yang dilakukan lembaga think thank internal holding BUMN asuransi, penjaminan dan investasi, IFG Progress, menemukan minimal penghasilan agar orang mempertimbangkan mempunyai asuransi adalah Rp 4 juta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kita menggunakan data BPS (Badan Pusat Statistik) ya, minimal sekitar Rp 4 juta pendapatannya," kata Kepala Divisi IFG Progress Ibrahim K. Rohman dalam konferensi pers IFG International Conference di Jakarta pada Selasa, 19 September 2023. "Itu baru orang mikir punya asuransi dan dana pensiun."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Eksekutif Senior Wakil Presiden IFG Progress Reza Y. Siregar mengatakan pendapatan menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan orang-orang untuk memiliki asuransi.
"Kalau income (pendapatan) kita masih rendah, kebutuhan kita masih tinggi atau income kita habis untuk kebutuhan sehari-hari, jangankan untuk mikirin asuransi, saving (menabung) kecil-kecilan aja enggak ada," ungkap Reza dalam kesempatan yang sama.
Selain itu, ada juga faktor edukasi dari orang tua dan gender. Menurut studi IFG Progress, laki-laki memiliki literasi terhadap asuransi yang lebih besar daripada perempuan.
Namun, perilaku perempuan menunjukkan kebutuhan terhadap asuransi lebih besar. Dengan begitu, perempuan lebih ingin memiliki asuransi daripada laki-laki.
"Mungkin laki-laki badak kali ya. Jadi yang perempuan lebih hati-hati," tutur Reza.
Oleh sebab itu, tingkat literasi dan inklusi seseorang terhadap asuransi bisa berbeda. Dengan begitu, bisa saja tingkat literasinya tinggi, tapi inklusi alias pembelian produk asuransinya rendah.
Pilihan editor: Wamenkeu Sebut Sektor Asuransi dan Dana Pensiun Punya Banyak PR