Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Masyarakat di wilayah pegunungan tengah Papua kesulitan mengakses Internet.
Jaringan Palapa Ring Timur di ibu kota Jayawijaya dan daerah sekitarnya belum berfungsi.
SEMULA, Onoy Lokobal tak tahu apa itu Wi-Fi. Warga Distrik Maima, Kabupaten Jayawijaya, itu pun nekat bertanya kepada warga yang saban hari berbondong-bondong menuju Sekolah Dasar Inpres Megapura. Di sana terdapat WiFi Nusantara, fasilitas layanan Internet nirkabel yang disediakan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika. “Pas dikasih tahu itu untuk akses Internet, baru saya paham,” kata Onoy di Wamena, Rabu, 26 Februari lalu.
Tak pelak, pria 26 tahun itu pun kerap memacu sepeda motornya sekitar 7 kilometer ke arah timur demi mendapatkan akses Internet gratis di sekolah yang berlokasi di Kampung Sinata, Distrik Asolokobal, Jayawijaya, tersebut. Di sana, hampir tak sehari pun sekolah sepi. Seperti halnya Onoy, warga distrik lain di kabupaten itu juga ramai-ramai nongkrong di kanan-kiri bangunan sekolah, meski jangkauan perangkat ini digadang-gadang bisa mencapai radius 100 meter.
Kondisi itu membuat Evert Lokobal, warga sekitar sekolah, terpaksa melenggang ke lokasi lain. Banyaknya pengguna membuat layanan Internet di sekolah itu makin lelet. Pria 28 tahun ini memilih pergi ke Distrik Wamena, satu dari delapan distrik di Jayawijaya yang juga menerima bantuan WiFi Nusantara.
Sebagai ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Wamena sebenarnya telah terjangkau Internet. Warga Wamena pengguna kartu seluler Telkomsel bisa menikmati layanan data yang disediakan anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk tersebut. Tapi kondisinya jauh dari layanan serupa di Indonesia bagian barat dan tengah. Di Wamena, pengguna harus menunggu cukup lama untuk mengirim atau menerima pesan via aplikasi seperti WhatsApp atau Telegram. Besar kemungkinan upaya membuka kiriman foto, apalagi video, gagal.
Harapan baru bagi Kabupaten Jayawijaya muncul tahun lalu dengan rampungnya proyek Palapa Ring Timur. Ketika meresmikan proyek ini di Istana Negara, 14 Oktober 2019, Presiden Joko Widodo bahkan berniat mengecek langsung kegunaan Palapa Ring, yang digadang-gadang bakal membuat akses Internet lebih kencang dan murah. “Nanti saya cek, nanti coba kalau ke Wamena, ke Biak, atau ke Nabire, mau saya cek lagi, bener ndak sih ini,” ucap Jokowi dalam pidatonya ketika itu. “Karena kalau ke sana, apa ke Rote Ndao di NTT juga, keluhan dari masyarakat, ‘Pak, ini di sini lemot banget. Kapan bisa cepat?’”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Isak Sawaki/TEMPO/ ISLAMI ADI SUBRATA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fasilitas network operations center Palapa Ring memang telah berdiri di sekitar Jalan Bhayangkara, Wamena. Berbeda dengan wilayah lain, infrastruktur Palapa Ring di Wamena menggunakan radio gelombang mikro (microwave) lantaran kondisi geografis yang menyulitkan pembangunan jaringan kabel serat optik. Menara base transceiver station juga dibangun di Distrik Itlay Hisage dan Distrik Kurulu yang disiapkan sebagai pemancar.
Namun akses Internet di Wamena tak kunjung membaik meski proyek Palapa Ring Timur rampung. Padahal distrik dengan wilayah hampir seluas Jakarta Barat ini merupakan mercusuar di Lembah Baliem, wilayah pegunungan tengah Papua yang diisi sejumlah kabupaten hasil pemekaran Jayawijaya, seperti Mamberamo Tengah, Lanny Jaya, Yalimo, dan Nduga. Hingga Januari lalu, hanya ada sinyal general packet radio service di Tiom, ibu kota Lanny Jaya, kabupaten terdekat dengan Jayawijaya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jayawijaya Isak Sawaki mengakui infrastruktur Palapa Ring Timur di wilayahnya yang rampung dibangun tahun lalu belum tersambung jaringan Internet. Jakarta, kata dia, menginformasikan bahwa pengoperasian Palapa Ring di Jayawijaya masih menunggu antrean pada 2020. “Dalam arti untuk setting pemanfaatan jaringan,” ujarnya.
RETNO SULISTYOWATI, ISLAMI ADI SUBRATA (JUBI, WAMENA)
Jaringan kabel serat optik dan radio microwave Palapa Ring
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo