Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menghadiri peringatan Hari Tani Nasional 2022 yang digelar di Bulak Srikayangan, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dalam acara itu, SYL mengajak Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk berkolaborasi mengembangkan sektor pertanian, khususnya komoditas hortikultura bawang merah dan cabai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Bawang merah itu adalah komoditas yang berpengaruh pada inflasi. Oleh sebab itu, apa yang dilakukan Pak Bupati dan Pak Gubernur ini adalah bagian yang menjaga inflasi," ujarnya dalam keterangan tertulis pada Selasa, 4 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia berujar pemerintah pusat dan daerah harus menjaga komoditas itu bersama agar harga maupun pasokan bisa dikendalikan. Terlebih, menurut Syahrul, DIY merupakan wilayah subur yang memiliki lahan cukup luas dan pasar yang sudah jelas. Apalagi, kata dia, DIY adalah daerah istimewa yang disanggah banyak daerah lainya.
Syahrul berharap Yogyakarta adalah daerah yang mampu mengembangkan pertanian Indonesia menjadi lebih maju dan modern. Tidak hanya produksinya, melainkan sisi kesejahteraan petaninya.
"Pertanian itu harus lebih maju dan lebih memandirikan dirinya dan bangsanya. Artinya apa, pertanian itu harus ada yang menanamnya, ada yang mengolahnya dan ada yang memasarkanya," kata dia.
Ia pun menekankan pertanian bukan hanya soal makanan, tetapi juga kesehatan dan lapangan kerja. Pertanian itu, tuturnya, menghidupi industri dan memutar ekonomi.
Adapun Kementan menyiapkan skema kredit usaha rakyat (KUR) dengan anggran sebesar Rp 85 triliun untuk petani. Pada tahun depan, anggaran KUR itu akan bertambah menjadi Rp 100 triliun.
Peningkatan anggarandilakukan karena kredit macet KUR tergolong rendah, yakni 0,6 persen. Hal itu baginya menunjukkan petani Indonesia hebat dalam mengelola dana tersebut.
"Makanya ke depan, kita mau tambah jadi 100 triliun. Apapun yang terjadi di dunia ini, yang tidak boleh berhenti adalah sektor pertanian. Pertanian harus tetap berproduksi karena ini menyangkut dengan makanan," katanya.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto berujar Kabupaten Kulonprogo selama ini memiliki potensi yang sangat besar, terutama untuk pengembangan komoditas stategis, seperti bawang merah dan cabai. Khusus bawang merah, komoditas yang dikembangkan merupakan varietas lokal yang ditanam di lahan surjan.
Menurut Prihasto, potensinya luar biasa untuk dijadikan sebagai komoditas ekspor. Namun, perlu kerja sama dengan para pelaku usaha. Ini, kata dia, harus didukung dan dikawal dengan baik oleh pemerintah pusat dan daerah agar dapat berkembang dan bersaing.
Sementara itu, Sri Sultan Hamengkubuwono X menyampaikan saat ini daerahnya tengah mengembangkan pertanian modern di lahan 35 ribu hektare seluruh Yogyakarta. Ia mengklaim telah membantu petani dengan menghadirkan perusahaan daerah untuk menampung hasil panen mereka. "Dengan begitu, kami berharap bisa menjaga fluktuasi yang ada," ucapnya.
RIANI SANUSI PUTRI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini