Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Momen Ekonomi

28 September 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pangan
Pemerintah Buka Peluang Impor Beras

Wakil Presiden Jusuf Kalla Memberi Sinyal Kuat Akan Dibukanya Keran Impor Beras Untuk Mengantisipasi Dampak El Nino Tahun Ini. Menurut Kalla, Impor Beras Dibutuhkan Untuk Menjaga Ketersediaan Pangan. "ini Ada Masalah Kekeringan. Kami Tidak Ingin Mengorbankan Masyarakat. Karena Itulah Kami Buka Kemungkinan Impor Secepatnya," Katanya Setelah Memimpin Rapat Terbatas Di Jakarta, Senin Pekan Lalu.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman Masih Mengkaji Rencana Itu. Alasannya Hingga Saat Ini Serapan Beras Masih Berjalan Dari Hasil Panen Yang Tersisa Di Jawa Timur. "tapi, Kalau Pemerintah Butuh Beras Cadangan, Tidak Ada Masalah," Ujarnya.

Kementerian Perdagangan Memperkirakan Kebutuhan Impor Tak Sampai 2 Juta Ton. "maksimal 1,5 Juta Ton," Kata Direktur Bahan Pokok Dan Barang Strategis Kementerian Perdagangan Robert Bintaryo. Kemungkinan Besar Beras Akan Didatangkan Dari Vietnam Atau Thailand, Yang Selama Ini Menjadi Pelanggan Indonesia.


Makroekonomi

Adb Koreksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bank Pembangunan Asia (adb) Memangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Ini Dari 5,5 Menjadi 4,9 Persen. Country Director Adb Untuk Indonesia Edimon Ginting Mengatakan Penurunan Proyeksi Lantaran Perbaikan Di Dalam Negeri Tak Sekuat Perkiraan.

Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Antara Lain Belanja Pemerintah Dan Investasi. "namun Keduanya Masih Tertahan, Belum Terlihat Dampaknya," Kata Edimon Di Jakarta, Selasa Pekan Lalu.

Ia Menambahkan, Penerimaan Negara Juga Belum Bisa Diharapkan. Penurunan Harga Minyak Diperkirakan Justru Menyebabkan Kekurangan Penerimaan (shortfall) Lebih Besar Daripada Perkiraan Pemerintah Senilai Rp 120 Triliun. Edimon Menyarankan Pemerintah Dan Bank Indonesia Merancang Strategi Untuk Mengembalikan Kepercayaan Pasar. Bi Juga Harus Memastikan Cadangan Devisa Lebih Besar Daripada Arus Modal Keluar.

Menteri Keuangan Bambang P.s. Brodjonegoro Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini Berada Di Kisaran 4,9-5 Persen. Tahun Depan Pertumbuhan Ekonomi Diproyeksikan 5,3 Persen. Ia Yakin Ekonomi Global Pada 2016 Akan Lebih Baik Daripada Sekarang. Ketidakpastian Diyakini Akan Berkurang Karena The Fed Sudah Menaikkan Suku Bunga.


Minyak Dan Gas
Pertamina Luncurkan Elpiji 5,5 Kilogram

PT Pertamina (Persero) siap memasarkan elpiji ukuran 5,5 kilogram. Saat ini perseroan sudah memiliki 70 ribu tabung gas ukuran tersebut. "Kami meniatkan untuk double volume stock," kata Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang di Jakarta, Selasa pekan lalu.

Pertamina akan menjualnya di bawah Rp 80 ribu per tabung. Elpiji ukuran baru ini ditujukan kepada masyarakat kelas menengah. Bambang berharap konsumen yang tinggal di apartemen beralih dari elpiji 3 kilogram ke 5,5 kilogram. Pada tahap awal, Pertamina akan memasarkan elpiji jenis ini di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi.


Infrastruktur
Proyek Kereta Cepat Berlanjut

RENCANA pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung ternyata belum sepenuhnya ditinggalkan pemerintah. Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyebutkan tiga arahan Presiden Joko Widodo soal itu, yakni tidak menggunakan anggaran negara, tidak ada garansi pemerintah, dan menggunakan skema business to business. "Bisa melibatkan perusahaan BUMN atau swasta lain," ujarnya Selasa pekan lalu.

Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mengatakan akan membentuk konsorsium BUMN. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Kereta Api Indonesia (Persero), dan PT Perkebunan Nusantara (Persero) VIII dihimpun untuk menggarap megaproyek senilai Rp 87 triliun tersebut. Rini menambahkan, Cina menyanggupi skema bisnis tanpa jaminan pemerintah. "Mereka setuju sampai ikut membangun stasiun, disertai alih teknologi."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus