Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan masih terjaga. Meskipun prospek aktivitas perekonomian dunia melemah dimana pertumbuhan ekonomi di mayoritas negara utama terindikasi menurun, OJK meyakini kinerja perekonomian domestik masih terjaga stabil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Di domestik, kinerja perekonomian masih terjaga stabil di tengah penurunan pertumbuhan ekonomi global,” kata Plt. Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK, M. Ismail Riyadi dalam keterangan resminya seperti dikutip Tempo pada Rabu, 02 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di bidang pasar modal, OJK menyebut pasar saham domestik Indonesia menguat di bulan September 2024, bahkan sempat mencatatkan rekor tertinggi di level 7.905,39 pada 19 September 2024. IHSG juga disebut naik 0,34 persen month to date (mtd) ke level 7.696,92 di bulan September terhitung hingga tanggal 27 September 2024.
Pada Bursa Karbon, sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 27 September 2024, tercatat 81 pengguna jasa yang mendapatkan izin dengan akumulasi nilai sebesar Rp37,06 miliar. Potensi ini juga disebut OJK masih sangat besar mengingat tingginya potensi unit karbon yang dapat ditawarkan.
Kemudian di sektor perbankan, OJK menyebut pertumbuhan kredit masih melanjutkan catatan double digit growth sebesar 11,40 persen yoy menjadi Rp7.507,7 triliun. Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio Non Performing Loan (NPL) gross perbankan sedikit turun ke level 2,26 persen.
Untuk industri asuransi, asetnya tercatat di angka Rp1.132,49 triliun atau naik 1,32 persen yoy. Dari sisi asuransi komersial, total aset mencapai Rp912,78 triliun atau naik 2,42 persen yoy. Meski begitu, aset asuransi nonkomersil seperti BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan malah menurun.
“Total aset tercatat sebesar Rp 219,71 triliun atau menurun sebesar 3,02 persen yoy,” ujarnya.