Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua organisasi anak muda Streams of Hope, Kathryne Sentosa, mengajak anak muda untuk lebih peka terhadap masalah sekitar. "Berdampak untuk sekeliling bukan sesuatu yang susah, kita bisa melakukan dengan hal kecil," kata Kathryne kepada Tempo pada 7 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gadis yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas itu bercerita ia pun sempat mendapatkan informasi bahwa masih ada masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi air mentah. Salah satu alasannya karena harga galon air minum yang terlalu mahal. Maklum pengiriman galon air minum dilakukan dari jarak yang jauh terjadi karena beberapa lokasi di Indonesia mengalami kekeringan. "Bahkan masih ada masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi air dari tadahan air hujan, tanpa dimasak lagi," kata Kathryne.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, beberapa masyarakat Indonesia masih ada yang menganggap bahwa setiap air bening bisa langsung dikonsumsi. "Padahal bening saja kan belum tentu sehat untuk dikonsumsi," katanya.
Kathryne dan kawan-kawannya pun membuat inisiatif untuk mengajarkan tentang proses penyaringan air kepada masyarakat. Siswa kelas 3 SMA dari Surabaya Intercultural School ini mengatakan sudah menggaet masyarakat daerah Lamongan, Jawa Timur dan juga kawasan Mauk, Tangerang tentang pentingnya mengkonsumsi air bersih.
Selain itu, bekerja sama dengan Habitat for Humanity Indonesia, ia juga berhasil menyediakan alat penyaring air untuk empat desa di Mauk Tangerang: Desa Mauk Barat, Desa Tanjung Anom, Desa Marga Mulya, dan Desa Kedung Dalem. Sebanyak 20 alat penyaringan air didistribusikan ke sekolah-sekolah dan fasilitas umum di wilayah tersebut untuk mendukung akses air bersih bagi komunitas. "Ada pula workshop edukatif yang mengajarkan cara kerja filter serta manfaat air bersih bagi kesehatan," katanya.
Kathryne dan timnya percaya bahwa akses terhadap air bersih adalah hak dasar setiap individu. "Melalui workshop ini, kami ingin memberdayakan masyarakat dengan pengetahuan untuk merawat filter air serta menjaga kesehatan mereka dalam jangka panjang,” kata Kathryne Sentosa.
Kathryne berharap alat penyaringan air minum ini bisa digunakan untuk masyarakat desa secara umum. Hal itu pun bisa mempermudah mereka langsung mengkonsumsi air setelah disaring, tanpa perlu dimasak lagi. Akibatnya, mereka membantu mereka mengurangi pengeluaran membeli air galon, sekaligus dapat menjaga kesehatan mereka dalam waktu yang lebih lama. "Sudah boleh dikonsumsi setelah menggunakan alat penyaringan air itu," katanya.
"Program ini diharapkan mampu mengurangi risiko penyakit akibat air terkontaminasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa-desa tersebut," katanya.
Pilihan editor: Promosi Gaya Hidup Sehat, Playground Dewasa Gelar Skorz Lympic