Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny saat mendengarkan pengumuman putusan pengadilan di Moskow, Rusia pada 2 Februari 2021. Press Service of Simonovsky District Court/Handout via REUTERS
Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny berbicara dengan pengacaranya saat pengumuman putusan pengadilan di Moskow, Rusia pada 2 Februari 2021. Press Service of Simonovsky District Court/Handout via REUTERS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny saat mendengarkan pengumuman putusan pengadilan di Moskow, Rusia pada 2 Februari 2021. Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman mendesak Rusia segera membebaskan Navalny. Press Service of Simonovsky District Court/Handout via REUTERS
Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny menulis disebuah kertas saat pengumuman putusan pengadilan di Moskow, Rusia pada 2 Februari 2021. Pengacara Navalny akan mengajukan banding atas putusan pengadilan dan membawa kasus ini ke Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa setelah semua prosedur hukum di Rusia menemui jalan buntu. Press Service of Simonovsky District Court/Handout via REUTERS
Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny berbicera dengan pengacaranya saat pengumuman putusan pengadilan di Moskow, Rusia pada 2 Februari 2021. Menurut Navalny, vonis itu merupakan wujud ketakutan dan kebencian Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap dirinya. Press Service of Simonovsky District Court/Handout via REUTERS
Gestur pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny saat pengumuman putusan pengadilan di Moskow, Rusia pada 2 Februari 2021. Pengadilan Moskow menghukum Alexei Navalny dengan penjara 3,5 tahun. Press Service of Simonovsky District Court/Handout via REUTERS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini