Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

5 Mitos soal Skizofrenia dan Faktanya

Penting untuk memahami skizofrenia adalah kondisi medis hasil diagnosis dan bisa diobati. Berikut mitos paling umum mengenai gangguan mental ini.

24 Mei 2024 | 23.12 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Skizofrenia termasuk gangguan mental yang masih memunculkan stigma sendiri dan kesalahpahaman, kata pakar. Menurut perawat di bagian psikiatri dan gangguan mental di Virginia, Amerika Serikat, Brooke Kempf, masih banyak yang belum paham sepenuhnya mengenai skizofrenia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Penting untuk memahami skizofrenia adalah kondisi medis hasil diagnosis dan bisa diobati," katanya kepada Fox News Digital. Ia pun membagi mitos paling umum mengenai gangguan mental ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penderita skizofrenia berbahaya
Salah satu mitos paling keliru adalah orang dengan skizofrenia disebut berbahaya dan menakutkan. Anggapan itu dipengaruhi film atau tontonan di TV. Pasien memang terlihat kasar dan suka marah-marah saat sedang mengalami delusi atau mendengar suara-suara tapi tak akan menyerang orang lain.

Penderita skizofrenia punya banyak kepribadian
Ada kesalahpahaman bahwa pasien skizofrenia punya banyak kepribadian karena arti skizofrenia dalam bahasa Yunani adalah pikiran yang terbagi, kata Kempf. "Akan tetapi kepribadian orang dengan skizofrenia tidak terbagi," tuturnya.

Penderita skizofrenia tak pandai
Asumsi ini jelas salah. "Jika kondisi tak ditangani dan semakin parah, atau bila sedang kambuh, memang ada bagian otak yang tak berfungsi dan fungsi kognitif mungkin menurun. Tapi bukan berarti mereka tak pandai," tutur Kempf.

Gejala skizofrenia termasuk halusinasi dan delusi
Ada dua gejala skizofrenia yang bisa dikategorikan positif dan negatif. "Delusi dan halusinasi, begitu juga perubahan perilaku dan pikiran, dianggap sebagai gejala positif," tutur Kempf. Sementara gejala negatif bila pasien kehilangan minat pada sekitarnya dan menarik diri atau tak mau berinteraksi.

Pasien butuh perawatan lama di rumah sakit
Perawatan buat pemilik gejala skizofrenia parah biasanya sangat singkat, menurut Kempf. "Jika tak merespons pengobatan dan tak dapat menjalankan fungsinya dengan aman sendiri, mereka mungkin butuh perawatan lebih lama dengan level yang lebih tinggi," jelasnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus