Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Bahaya Rutin Mengonsumsi Pemanis Buatan, Diabetes sampai Penyakit Jantung

Meski disebut rebih rendah kalori dibanding gula, rutin mengonsumsi pemanis buatan berisiko buat kesehatan, termasuk diabetes dan penyakit jantung.

22 Juli 2024 | 10.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemanis buatan adalah pengganti gula yang dipakai pada banyak produk makanan seperti soda diet, roti, dan yogurt rendah gula. Istilah ini mencakup berbagai zat yang rasanya manis tetapi tidak mengandung kalori seperti yang terdapat dalam gula. Zat-zat ini terkadang ratusan hingga puluhan ribu kali lebih manis daripada gula, jadi sedikit saja sudah cukup.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari CNA, pengajar gizi di Universitas Rhode Island, Maya Vadiveloo, menyebut beberapa bukti yang menunjukkan jika rutin minum minuman manis versi diet dapat membantu menurunkan sedikit berat badan, selama tidak mengonsumsinya lebih banyak kalori dari sumber lain. Dalam satu tinjauan tahun 2022 terhadap 12 uji klinis acak, sebagian besar berlangsung enam bulan atau kurang, para peneliti menyimpulkan mengganti minuman manis bergula dengan minuman manis rendah atau tanpa kalori dapat menyebabkan penurunan berat badan sekitar 5 kg, rata-rata pada orang dewasa yang kelebihan berat badan atau obesitas dan yang menderita atau berisiko diabetes.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, penelitian jangka panjang tentang pengganti gula tidak menemukan manfaat penurunan berat badan dan bahkan beberapa bahaya. Karena alasan ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pada tahun 2023 agar orang menghindari penggunaan pengganti gula untuk pengendalian berat badan atau dengan tujuan kesehatan yang lebih baik.

Diabetes dan obesitas
Ada risiko lebih besar terhadap masalah kesehatan seperti diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, obesitas, dan kematian dini dari alkohol gula eritritol dan xylitol, yang juga telah dikaitkan dengan risiko lebih tinggi serangan jantung dan stroke. Penelitian yang cukup telah menimbulkan kekhawatiran tentang pengganti gula sehingga perlu diteliti lebih lanjut, kata Dr. Eran Elinav, imunolog dan peneliti mikrobioma di Institut Sains Weizmann di Israel yang telah mempelajarinya.

Sementara itu, masih belum jelas apakah pengganti gula berbahaya atau pengganti gula tertentu lebih aman daripada yang lain. Sebaliknya, terlalu banyak gula jelas-jelas berbahaya bagi kesehatan dengan penelitian yang mengaitkannya dengan risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan obesitas.

Asosiasi Jantung Amerika (AHA)merekomendasikan perempuan mengonsumsi tidak lebih dari 25 gram gula per hari dan laki-laki tidak lebih dari 36 gram. Untuk mengurangi konsumsi soda biasa atau soda diet, Anda dapat mencoba minuman bersoda yang dimaniskan dengan sedikit jus buah atau alih-alih membeli yogurt manis, cobalah menambahkan buah dan sedikit madu pada yogurt tanpa rasa.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus