Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak jenis makanan yang dulunya murah terjangkau namun kemudian mengalami transformasi luar biasa sehingga menjadi makanan lezat dan dicari hingga menjadi simbol kemewahan. Evolusi makanan ini menunjukkan sifat gastronomi yang dinamis dan dampak pergeseran ekonomi dan budaya yang mengubah bahan-bahan sehari-hari menjadi makanan lezat supermahal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut enam makanan mewah dengan sejarah santapan murah dan berlimpah, seperti dilansir dari ChefSpencil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jamur ulat
Dari bahan murah obat Cina hingga jamur termahal di dunia. Itulah jamur ulat, juga dikenal sebagai Cordyceps sinensis atau yartsa gunbu, jamur unik yang menginfeksi ulat di alam liar. Jamur yang tumbuh secara alami di dataran tinggi Tibet dan wilayah Himalaya ini sangat dihargai dalam pengobatan tradisional Cina selama berabad-abad karena manfaat kesehatannya, digunakan untuk mengobati kelelahan, penyakit ginjal, dan gairah seks yang rendah.
Jamur ulat relatif terjangkau di masa lalu. Namun meningkatnya permintaan terhadap makanan tersebut, kelangkaan, dan kondisi pertumbuhan unik yang dibutuhkan jamur ulat menjadikannya jamur yang dapat dimakan termahal di dunia, lebih mahal dari truffle putih.
Kaviar
Dari suguhan murah hingga salah satu makanan termahal di dunia. Pada 300 tahun lalu, kaviar memiliki reputasi yang sangat berbeda dibanding sekarang. Harganya sangat murah, sering disajikan sebagai pelengkap minuman gratis di bar, yang kemudian meningkatkan penjualan dan popularitasnya. Dulu, kaviar diekspor ke Eropa dari Amerika hanya dengan USD 1 per 450 gram.
Namun di awal 1900-an, ikan sturgeon penghasil kaviar terancam punah akibat penangkapan berlebihan dan dampak negatif revolusi industri. Kini, harganya pun meroket dan kaviar sturgeon menjadi makanan eksklusif yang hanya dapat diakses oleh orang kaya. Kaviar termahal di dunia bisa berharga USD 500 (Rp 7,68 juta) per sendok teh.
ilustrasi wagyu (Pixabay)
Daging Wagyu
Dari ras sapi rendahan hingga steak termahal di dunia. Daging wagyu sejauh ini masih menjadi jenis sapi termahal di dunia dan potongan A5 Kobe Wagyu adalah steak termahal di dunia. Namun, pada awal abad ke-20 wagyu dianggap kalah dari bibit sapi impor dari Amerika Serikat dan Eropa.
Di Jepang, setelah Restorasi Meiji pada 1868 sapi asing diimpor, yang menyebabkan terjadinya persilangan besar-besaran antara 1900 dan 1910 dengan ternak asli Jepang. Hibrida ini terdaftar sebagai “Sapi Jepang yang lebih baik”. Pada 1983, Asosiasi Promosi Pemasaran dan Distribusi Daging Sapi Kobe didirikan untuk mempromosikan merek dagang daging sapi Kobe, menetapkan standar khusus untuk memberi label pada sapi sebagai daging sapi Kobe. Sejak itu popularitasnya pun meroket. Meskipun daging wagyu memiliki kualitas yang luar biasa, hal ini juga merupakan kisah sukses dari pemasaran.
Ilustrasi lobster. Pixabay
Lobster
Dari santapan rakyat jelata hingga kini salah satu makanan laut termahal. Dulu, jumlah lobster sangat berlimpah sehingga sering kali hanya dianggap sebagai sumber makanan biasa. Bahkan, lobster disajikan untuk tahanan dan pelayan, mereka pun menyebutnya “kecoak laut”.
Seiring berjalannya waktu, permintaan lobster meningka. Namun, penangkapan yang berlebihan dan degradasi habitat menyebabkan penurunan ketersediaan lobster. Saat ini, lobster identik dengan kemewahan dan keanggunan, menghiasi menu restoran kelas atas dan mendapatkan harga premium di pasar makanan laut seluruh dunia.
Ilustrasi tiram (pixabay.com)
Tiram
Dari jajanan pinggiran hingga restoran mewah. Tiram dulu merupakan makanan ringan sederhana yang dibagikan secara gratis. Ada juga yang dijual sebagai jajanan pinggir jalan di kota-kota besar seperti London, Paris, dan New York. Namun, industri laut yang serakah dan pencemaran lingkungan sempat membuat produsen tiram sempat ditutup. Perbudakan anak yang mengupas tiram juga telah dihapuskan, memastikan praktik produksi tiram yang ramah lingkungan dan beretika tentu perlu biaya.
Kini, tiram pun telah bergeser menjadi makanan mewah selama dua abad terakhir. Jenis paling mahal adalah Coffin Bay King Oysters, yang harganya bisa mencapai USD 380 atau Rp 5,8 juta per 450 gram.
Pilihan Editor: 3 Jenis Seafood yang Tinggi Kolesterol