Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah penelitian telah membuktikan hukuman fisik sebagai metode pendisiplinan anak memiliki dampak buruk terhadap perkembangan anak. Tidak hanya risiko cedera fisik, hukuman fisik yang mencakup memukul, menampar, hingga menganiaya anak juga berdampak pada gangguan kesehatan mental anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang psikolog di SingHealth, Lynn Soh, mengatakan ada kemungkinan dampak buruk hukuman fisik terhadap kesehatan mental anak saat tumbuh kembang ke dewasa. “Pesan yang dikirimkan kepada anak-anak melalui hukuman fisik adalah salah satu agresi. Pesan agresi ini, lebih dari hukuman fisik yang sebenarnya, memiliki efek penting pada kesehatan psikologis anak di kemudian hari,” ujarnya dikutip dari Healthxchange.sg.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Soh, kini hukuman fisik telah menjadi metode konvensional yang usang sehingga tidak direkomendasikan bagi para orang tua untuk mempraktikannya. Alih-alih menggunakan metode hukuman fisik, usaha mendisiplinkan anak dapat dilakukan dengan cara-cara yang lebih positif.
Dilansir dari Psychology Today, berikut lima metode selain hukuman fisik yang dinilai jauh lebih efektif:
1. Mengajak Anak untuk Berdiskusi
Meningkatkan kapasitas anak untuk mengungkapkan perasaan dan tindakan menghasilkan peningkatan regulasi ketegangan, kesadaran diri, dan pengambilan keputusan yang lebih bijaksana. Proses ini dapat dilakukan dengan mengajak anak untuk selalu berdiskusi terkait masalah yang dihadapi. Pun orang tua dapat memberikan mendengarkan dan menjelaskan alasan logis kepada anak.
2. Menetapkan Beberapa Aturan Tegas
Orang tua perlu juga menetapkan beberapa aturan tegas dan mudah dipahami bagi anak. Beri tahu anak segera jika salah satu aturan ini dilanggar. Jangan mengubah aturan dari hari ke hari, tetapi tambahkan aturan secara bertahap karena anak tampaknya dapat menjaganya dengan baik.
3. Memberikan Arahan yang Jelas dan Sederhana
Pastikan untuk melakukan kontak mata dengan anak saat memberikan instruksi. Berikan setiap instruksi sebagai pernyataan, bukan dengan nada bertanya. Katakan apa yang harus dilakukan anak, bukan apa yang tidak boleh dilakukan.
4. Konsekuensi Logis
Melansir Very Well Family, konsekuensi logis adalah cara yang bagus untuk membantu anak-anak yang berjuang dengan masalah perilaku tertentu. Konsekuensi logis secara khusus terkait dengan perilaku buruk. Misalnya, jika anak tidak makan malam, jangan biarkan mereka makan camilan sebelum tidur.
5. Berikan Contoh yang Baik
Anak ingin seperti orang tuanya. Anak-anak mengidentifikasi diri dengan orang tua mereka, dan mereka akan mengungkapkan perasaan dan tindakan ke dalam kata-kata ketika mereka melihat orang tua mereka melakukan hal ini. Karena itu, selalu berikan contoh yang baik kepada anak.
HARIS SETYAWAN