Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pikun atau secara kesehatan disebut demensia adalah kondisi di mana sering kali melupakan beberapa hal di saat sedang melakukan aktivitas. Pikun umumnya terjadi pada orang yang sudah lanjut usia atau lansia. Namun, ada beberapa faktor juga yang menyebabkan pikun dapat terjadi di usia muda.
Dilansir dari yankes.kemenkes.go.id, pikun diartikan sebagai penurunan fungsi bagian luar jaringan otak atau cortex yang menyebabkan penurunan intelektual. Penurunan intelektual tersebut akan mempengaruhi bagaimana seseorang menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari seperti berbahasa, berkomunikasi, dan pengendalian emosi.
Gangguan taraf ringan yang biasanya terjadi adalah penurunan daya ingat segera yang akan membuat penderitanya melupakan hal-hal yang baru saja terjadi. Dilansir dari American Academy Family Physicians berikut gejala pikun yang patut diwaspadai:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Hilang ingatan segera, tidak hanya sekedar lupa
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Lupa tata bahasa yang tepat
- Perasaan yang berubah-ubah sehingga menyebabkan kepribadian yang mendadak berubah atau sampai tidak berminat melakukan aktivitas
- Tidak ingat jalan pulang
- Tidak ingat cara mengerjakan tugas sehari-hari.
Menurut Ahli bedah saraf di Los Angeles, Amerika Serikat, Rahul Jandial, ada beberapa penyebab pikun atau penurunan kesehatan otak, di antaranya:
1. Duduk seharian
Duduk seharian menyebabkan tubuh dan fungsi otak tidak aktif sehingga akan memperburuk daya ingat. "Duduk adalah tidak aktif, dan tidak aktif buruk bagi otak," kata Jandial seperti dilansir dari Livestrong.
Saat tubuh tidak aktif, arteri otak tidak akan dialiri dengan darah sehingga menghambat fungsi otak. Sementera itu, dengan bergeraknya tubuh, arteri akan terbuka dan neuron halus akan dialiri dengan darah yang mengangkut oksigen dan nutrisi penting ke otak.
2. Antisosial
Antisosial akan menyebabkan diri kita merasa kesepian. Menurut Jandial, kesepian akan memunculkan potensi depresi. Setelah itu, kemungkinan terparah yang akan terjadi adalah penurunan kognitif otak. Dilansir dari studi The Journals of Gerontology: Series B, antisosial atau tidak adanya aktivitas sosial dapat menyebabkan hilangnya integritas materi abu-abu yang mempercepat kemungkinan demensia.
3. Mendengar musik terlalu keras
Dilansir dari penelitian Ear and Hearing edisi November/Desember 2014, gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan akan mengganggu pengenalan otak terhadap suara bicara. Kemudian, otak akan mengubah cara memproses ucapan. Jandial juga mengatakan gangguan pendengaran terhadap manusia berkaitan dengan dementia.
4. Kurang tidur
Manusia dengan usia dewasa umumnya membutuhkan waktu tidur selama tujuh atau lebih dari delapan jam per malam. Jika jam tidur kurang dari yang seharusnya, akan terjadi penurunan kinerja kognitif yang berkaitan dengan memori, penalaran, pemecahan masalah dan keterampilan komunikasi.
5. Merokok
Seperti yang sebelumnya sudah dibahas, aliran darah ke otak sangat berguna untuk menyampaikan oksigen dan nutrisi ke otak. Menurut Jandial, merokok akan merusak lapisan pembuluh darah dan menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Dengan begitu, aliran darah beserta oksigennya akan terhambat.
6. Terlalu banyak gula
Dilansir dari Harvard Medical School, gula yang dikonsumsi oleh objek penelitian (hewan) memiliki keterkaitan dengan penuaan sel dan gangguan memori. Hal tersebut juga berlaku pada manusia karena gula yang terlalu banyak akan memengaruhi konektivitas fungsional otak, mengecilkan otak, dan mengecilkan pembuluh darah.
7. Terlalu banyak garam
Takaran garam yang dibutuhkan orang berusia 14 tahun ke atas sebesar 1.500 miligram per harinya. Jika konsumsi garam lebih dari kebutuhan tubuh akan menyebabkan tekanan darah tinggi dan berkurangnya tekanan darah ke otak.
8. Alkohol
Dilansir dari National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism (NIAAA), alkohol akan meningkatkan gangguan otak serius dan permanen. Konsumsi alkohol jangka panjang akan membuat otak semakin kecil dan kekurangan materi putih otak, serat yang mengangkut informasi antara materi abu-abu. Dalam taraf ringan, alkohol juga mengganggu tubuh seperti penglihatan kabur, bicara cadel, dan waktu reaksi yang lambat.
Pilihan Editor: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Alzheimer dan Pikun