Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Macam Penyakit Menular dan Komplikasinya bila Anak Tak Imunisasi

Imunisasi penting untuk menghindarkan penyakit-penyakit berbahaya. Karena itu, orang tua diharapkan bijak dalam mengambil keputusan.

17 Agustus 2024 | 17.51 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephine, meminta orang tua tak menyepelekan imunisasi anak khususnya saat Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Ia menjelaskan imunisasi penting untuk menghindarkan penyakit-penyakit berbahaya. Karena itu, dia berharap orang tua bijak dalam mengambil keputusan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Masih ada saja orang tua yang lebih percaya pada orang-orang yang bukan bidangnya. Misal teman arisan, tetangga, dan lain-lain. Padahal, ini penting sekali, jadi kita harus terus perkuat pengetahuan," kata Prima saat diskusi daring yang digelar Kementerian Kesehatan, Jumat, 16 Agustus 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Misalnya penyakit campak, masih banyak orang tua yang menyepelekannya sebab mereka hanya memahami saat anak sakit campak maka hanya akan timbul gejala demam dan ruam merah yang nantinya sembuh dengan sendirinya. Padahal, campak bisa menyebabkan komplikasi seperti radang otak dan inilah yang perlu diwaspadai orang tua, khususnya yang memiliki anak usia sekolah.

“Saya yakin enggak ada orang tua yang mau anaknya cacat. Kalau anak sudah kena radang otak pasti ada bekasnya. Dia enggak akan berpikir dengan baik lagi. Dia juga seumur hidup akan butuh bantuan,” papar Prima.

Waspadai penyakit menular lain
Tak hanya campak, ia juga mengatakan orang tua perlu mewaspadai penyakit rubella. Apalagi anak bisa menjadi sumber penularan karena virus tersebut senang hidup di tubuh anak-anak.

"Sehingga anak-anak yang terinfeksi akan bisa menularkan. Misalnya anak menularkan pada ibu yang sedang mengandung, maka ibu akan terkena virus tersebut dan bayi yang dikandung memiliki kemungkinan lahir cacat," jelasnya.

Sementara untuk difteri, penyakit ini bisa menimbulkan selaput putih di tenggorokan yang menyebabkan anak mengalami sesak napas. Apabila hal ini terjadi, tenggorokan anak perlu dilubangi guna membantu pernapasan.

Karena itu, Prima berharap orang tua mengizinkan anak-anaknya mendapatkan imunisasi di sekolah. Ia menjelaskan BIAS dilaksanakan Agustus dan November, serentak di seluruh Indonesia. Pada Agustus, yang diberikan adalah imunisasi campak, rubella pada anak kelas 1 SD, dan HPV untuk siswi kelas 5 dan 6 SD. Pada November, yang diberikan adalah imunisasi difteri dan tetanus untuk seluruh anak yang duduk di bangku kelas 1, 2, dan 5 sekolah SD.

Apabila pada hari imunisasi anak tak hadir maka pihak sekolah akan menanyai orang tua dan memberikan surat rujukan agar anak tersebut bisa diimunisasi di puskesmas terdekat. Program ini juga tak hanya menyasar anak-anak yang bersekolah. Bagi yang tak bersekolah dan berusia sama bisa mendapatkan imunisasi dengan mendatangi sekolah-sekolah.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus