Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kanker usus besar, juga dikenal sebagai kanker kolorektal, merupakan salah satu penyakit yang dapat mempengaruhi sistem pencernaan manusia. Penyakit ini bermula di usus besar, organ panjang yang berperan dalam membawa makanan yang dicerna ke rektum dan akhirnya dikeluarkan dari tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Cleveland Clinic, kanker usus besar berkembang dari polip atau pertumbuhan abnormal di lapisan dalam usus besar. Pada tahap awal, polip-prakanker dapat dideteksi melalui tes skrining yang disediakan oleh penyedia layanan kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Upaya deteksi dini ini krusial untuk mencegah perkembangan polip menjadi tumor kanker yang lebih serius. Berkat tes skrining, pengobatan dini dan terapi inovatif membuat angka kematian akibat kanker usus besar dapat diminimalkan.
Dinding usus besar terdiri dari lapisan selaput lendir, jaringan, dan otot. Kanker usus besar dimulai di mukosa, lapisan terdalam dari usus besar, yang terdiri dari sel-sel yang menghasilkan lendir dan cairan penting lainnya.
Jika sel-sel ini mengalami mutasi atau perubahan, polip usus besar dapat terbentuk. Dalam rentang waktu sekitar 10 tahun, polip tersebut dapat berkembang menjadi kanker usus besar jika tidak terdeteksi atau diobati.
Jika kanker usus besar tidak ditangani, risiko penyebaran ke bagian tubuh lainnya melalui lapisan jaringan, otot, dan lapisan luar usus besar akan meningkat. Proses penyebaran juga dapat terjadi melalui kelenjar getah bening atau pembuluh darah.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) A.S., kanker usus besar merupakan kanker paling umum ketiga yang didiagnosis di Amerika Serikat. Lebih cenderung menyerang pria dan individu yang ditetapkan sebagai laki-laki saat lahir (AMAB) dibandingkan dengan wanita dan individu yang ditetapkan sebagai perempuan saat lahir (AFAB).
Meskipun umumnya menyerang orang berusia 50 tahun ke atas, data menunjukkan peningkatan kasus pada kelompok usia 20 hingga 49 tahun dalam 15 tahun terakhir. Orang berkulit hitam juga memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok etnis atau ras lainnya.
Dilansir dari Medical News Today, kanker usus besar seringkali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, namun gejala ini dapat menjadi lebih nyata seiring berkembangnya penyakit. Jika seseorang mengalami gejala pada tahap awal, gejala tersebut termasuk:
- Mual dan muntah
- Anemia, karena pendarahan usus
- Kehilangan selera makan
- Diare atau sembelit
- Perubahan konsistensi tinja, seperti tinja yang encer dan kecil
- Darah di tinja, yang mungkin membuat tinja tampak coklat tua atau hitam
- Pendarahan merah cerah dari rektum
- Sakit perut, kram, kembung, atau gas
- Keinginan terus-menerus untuk buang air besar meskipun sudah buang air besar
- Kelemahan dan kelelahan
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
- Sindrom iritasi usus
- Anemia defisiensi besi
- Penurunan berat badan dan sakit perut yang biasanya terjadi pada stadium akhir penyakit
- Jika kanker menyebar ke lokasi baru di tubuh, seperti hati, maka dapat menimbulkan gejala tambahan, seperti penyakit kuning
Pria dan wanita mengalami gejala yang sama seperti yang disebutkan di atas. Namun, jika wanita yang sedang menstruasi mengalami anemia akibat kanker usus besar, bisa jadi siklus menstruasinya tidak teratur.
Pilihan editor: 5 Langkah Penting untuk Hindari Kanker Kolorektal