Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Organ hati memproduksi kolesterol, yang membangun membran sel dan menghasilkan hormon untuk memenuhi kebutuhan tubuh, sehingga kita mendapatkan kolesterol ekstra melalui makanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Orang sering mengurangi kadar kolesterol mereka dengan mengubah pola makan yang diet tinggi lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol – ditemukan dalam daging, produk susu, dan telur – yang meningkatkan kadar kolesterol juga risiko serangan jantung.
Menurunkan Risiko Kolesterol
Sebuah studi baru yang diterbitkan oleh European Heart Journal yang dimuat di Times of India awal pekan ini, yang menemukan pola makan vegetarian dapat menurunkan kadar kolesterol. Para peneliti menganalisis data dari 2.372 peserta antara 1982 dan 2022 pada sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Swedia, Finlandia, Korea Selatan, Australia, Brasil, Republik Ceko, Italia, Iran, dan Selandia Baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pola makan vegetarian masih berkaitan dengan penurunan kolesterol total, kolesterol low-density lipoprotein dan apolipoprotein B – efek yang konsisten muncul pada berbagai studi dan karakteristik peserta. “Diet nabati memiliki potensi untuk mengurangi beban aterosklerotik dari lipoprotein aterogenik sekaligus mengurangi risiko penyakit kardiovaskular,” studi tersebut menyimpulkan.
Hasil penelitian menemukan, kadar kolesterol jahat atau LDL turun menjadi 10% pada mereka yang mengikuti pola makan nabati dibandingkan dengan mereka yang memiliki pola makan yang terdiri dari produk nabati dan daging. Peningkatan kadar apolipoprotein B dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi. Kisaran normal tingkat apolipoprotein B adalah 100 mg/dL.
Seiring dengan temuan penelitian, para peneliti telah memanfaatkan metode pengobatan yang paling penting dan faktor risiko aterosklerosis. Pengobatan statin lebih unggul daripada pola makan nabati dalam mengurangi kadar lipid dan lipoprotein.
Pencegahan faktor risiko penyakit seperti kelebihan berat badan, hipertensi, dan dislipidemia menjadi kunci untuk memperlambat proses aterosklerotik, karenanya konsumsi pola makan nabati dapat menunda atau bahkan mengurangi kebutuhan akan statin, sehingga menyelamatkan penderita dari efek samping yang terkait dengan pengobatan.
Pola Makanan Nabati
Sebuah laporan Harvard menjelaskan sifat makanan yang berbeda dan cara mereka membantu menurunkan kolesterol. Seperti serat mengikat kolesterol dalam sistem pencernaan dan mengeluarkannya dari tubuh sebelum mereka masuk ke sirkulasi. Lemak tak jenuh ganda secara langsung menurunkan LDL. Sterol dan stanol tanaman menghalangi tubuh menyerap kolesterol.
Makanan nabati seperti gandum, barley, biji-bijian, kacang-kacangan, terong, okra, kacang-kacangan, minyak sayur, buah-buahan musiman, kedelai, dan ikan berlemak dapat membantu menurunkan kolesterol. Makanan yang diperkaya dengan stanol dan sterol dan suplemen serat juga dapat membantu.
Klaim Nabati Tidak Selalu Cocok
Di sisi lain, hanya karena makanan tertentu cocok dengan pola makan nabati tidak berarti itu sehat atau cocok untuk anda, menurut laman webmd. Profesor Ilmu Gizi, Kris Etherton, PhD, RDN merekomendasikan untuk mengurangi makanan olahan dalam kemasan, minyak tropis (kelapa, kelapa sawit, dan minyak inti sawit), dan makanan manis, termasuk madu.
Kris Etherton mengatakan beberapa orang bisa memperoleh manfaat dari pola makan nabati, namun banyak orang juga dapat meningkatkan kesehatan mereka, termasuk dalam hal menjaga kadar kolesterol, dengan pola makan yang mencakup makanan hewani bergizi. Jika Anda memutuskan untuk memulai rencana makan nabati, lakukan riset untuk memastikan Anda mendapatkan pola makan yang seimbang, lengkap, dan sesuai dengan kondisi kesehatan.
TIMES OF INDIA | WEB MD
Pilihan editor : Mengapa Kolesterol Tinggi Disebut Silent Killer
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.