Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jika sedang beristirahat muncul sensasi tak nyaman di kaki, kemudian ingin terus menggerakkan itu gejala restless legs syndrome (RLS). Sindrom kaki gelisah itu biasanya terjadi saat sore atau malam, seperti dikutip dari situs web National Institute of Neurological Disorders and Stroke. Keinginan tak tertahankan untuk menggerakkan kaki saat sedang duduk atau berbaring.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sindrom kaki gelisah ini akan mempengaruhi suasana hati dan konsentrasi. Keadaan itu akan mengganggu kinerja maupun hubungan sosial. Semua orang segala usia bisa mengalami sindrom kaki gelisah.Tapi, keparahan gejala dipengaruhi seiring bertambahnya usia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut ahli neurologi Christopher Melinosky sebagian besar kasus sindrom kaki gelisah dialami seseorang yang anggota keluarganya juga mengalami kondisi sama, dikutip WebMD. Berbagai kemungkinan lain juga menjadi penyebab munculnya sindrom kaki gelisah, misalnya obat-obatan.
Beberapa obat seperti antimual, antipsikotik, antidepresan, antihistamin berkemungkinan memperburuk gejala sindrom kaki gelisah. Saat masa kehamilan juga akan mengalami sindrom kaki gelisah, terutama pada trimester terakhir. Gejalanya akan hilang dalam waktu satu bulan setelah melahirkan.
Dokter yang memeriksa sindrom kaki gelisah akan mengecek kriteria dasar melalui beberapa pertanyaan. Biasanya pertanyaan itu terkait keinginan luar biasa untuk menggerakkan kaki.
Dokter pun akan memerinci bertanya, misalnya kaki menggerakkan kaki munculnya perasaan tak nyaman. Pertanyaan lainnya juga bisa berkaitan dengan keinginan menggerakkan kaki saat sedang istirahat. Bisa juga terkait hilangnya keinginan menggerakan kaki saat tubuh sedang beraktivitas.
BALQIS PRIMASARI