Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kata toxic atau toksik digunakan untuk menggambarkan sikap atau perilaku yang tak sehat. Mengutip Psych Central, toksik pelabelan untuk zat yang menyebabkan bahaya, seperti bahan kimia beracun. Tapi, penggunaan kata itu juga untuk menggambarkan perilaku yang tidak menyenangkan atau jahat terhadap orang lain.
Apa itu orang yang toksik atau toxic people?
Ungkapan toxic people digunakan untuk menggambarkan seseorang yang cenderung menyusahkan atau merugikan orang lain. Menurut psikiater Abigail Brenner, toksik bukan istilah formal dalam psikologi, melainkan ungkapan tentang perasaan orang ketika berhadapan dengan individu tertentu. Toksik juga menggambarkan interaksi ketika perilaku individu sering bermusuhan.
Perilaku ini bisa saja maujud gangguan kepribadian narsistik (NPD), trauma, atau masalah pribadi lainnya yang mengakar. Beberapa orang yang berperilaku toksik mungkin memiliki ciri kepribadian yang dianggap berperilaku untuk menghindari rasa bersalah.
Mengutip WebMD, tak konsisten bisa saja menandakan perilaku orang yang toksik. Walaupun memang, wajar seseorang akan mengalami kejadian baik dan buruk, senang dan sedih, bahagia dan kecewa. Tapi, sikap tak konsisten ini tidak berkaitan perasaan yang sewajarnya berubah dalam diri manusia.
Orang yang toksik hampir tidak pernah konsisten dalam tindakan maupun perkataannya. Perilakunya tidak menentu, misalnya enggan menaati komitmen atau janjinya sendiri. Misalnya, ciri lain bisa sekejap bergembira bersama seseorang sebelum melupakan secara seketika.
Orang yang toksik cenderung tak menghargai batasan atau sikap menghormati. Hubungan yang sehat bertumpu kepercayaan dan kemampuan untuk saling menghormati. Orang yang toksik biasanya tak berperilaku seperti itu.
Cara menghadapi orang toksik
Jika memungkinkan, sebaiknya membicarakan mengenai perilaku buruk yang dilakukan orang toksik. Mengutip Healthline, tak jarang orang yang toksik tidak menyadari perbuatannya memberikan dampak negatif terhadap pihak lain. Berbicara pun secara empat mata, terbuka, dan baik-baik tanpa menyudutkan dirinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tapi, jika memang buntu, menghindari orang toksik juga bisa menjadi pilihan. Mengutip WebMD, strategi ini bisa dipilih apabila upaya berbicara tidak berhasil. Terkadang, melepaskan sesuatu bisa saja dibutuhkan untuk mendapat kebahagiaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini