Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tahun Baru Imlek di 2024 jatuh pada 10 Februari. Menyambut Tahun Naga Kayu ini, tak ada salahnya kita memahami soal feng shui agar tidak salah kaprah. Bangsa Cina atau Tionghoa memiliki tradisi yang secara tidak langsung sudah melekat pada kehidupan dan kerap dianggap kepercayaan semua orang. Salah satunya tradisi yang berhubungan dengan arah hadap rumah atau feng shui.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kata feng shui sangat erat kaitannya dengan ilmu dari Tiongkok yang memperdalam tentang arah rezeki untuk sebuah bangunan. Erwin Yap adalah ahli feng shui yang kerap membantu pemilik rumah atau bangunan untuk mengetahui arah mana yang baik untuk mendatangkan rezeki dan yang buruk untuk pemilik rumah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Erwin menjelaskan kata feng shui memiliki dua kata yang bermakna angin (feng) yang datang dari atas dan air (shui), energi dari bawah. Kata feng shui tersebut artinya ada energi atau dalam bahasa Tiongkok disebut Qi, yang datang dari atas dan bawah yang dapat memberikan energi positif maupun negatif dalam sebuah bangunan.
Setiap tahun, orang pasti ingin kabar peruntungannya selama setahun ini akan baik. Terlebih dengan akulturasi budaya Tiongkok dan Indonesia, masyarakat di sini sudah sangat akrab dan cenderung percaya pada ilmu dari Cina tersebut karena senang dengan yang berbau ramalan.
Namun, Erwin menganjurkan tidak menjadikan feng shui sebagai patokan kemakmuran di setiap tahunnya karena garis waktu dan nasib masing-masing orang tidak hanya ditentukan oleh feng shui saja namun juga dari faktor lain seperti shio, elemen dari shio itu sendiri, dan sebagainya.
Feng shui sendiri adalah gabungan dari banyak pelajaran seperti geografi, astronomi, astrologi, psikologi, filosofi dan masih banyak lagi. Feng shui juga harus memenuhi empat faktor agar penafsiran bisa lebih tepat, yakni yang ada kaitannya dengan lingkungan, bangunan, penghuni, dan dinamika waktu.
Salah satu yang mutlak dan tidak bisa diubah adalah penghuni sebagai individu dan dinamika waktu di mana orang tersebut hidup. Ibaratnya, meskipun dalam satu perumahan atau wilayah memiliki muka rumah yang sama persis, penghuninya akan berbeda dengan yang lain di wilayah tersebut sehingga kehidupan di dalam bangunan tersebut bisa saja berbeda, tergantung suratan waktu yang ditentukan seperti shio, elemen, dan periode waktu apa yang sedang berjalan.
Ia pun menjelaskan secara naluriah manusia memiliki faktor eliminasi yang menjadi inti feng shui, yaitu lingkungan. Manusia akan memilih lingkungan yang baik untuknya atau keluarganya dan itu bisa menentukan feng shui yang baik untuk dirinya.
Arah mata angin keberuntungan
Erwin menjelaskan pada 2024 atau Tahun Naga Kayu, ada beberapa arah mata angin yang akan memberikan peruntungan bagi pemilik rumah. Pada tahun ini, mata angin yang diramalkan akan baik bagi hunian dari segi keuangan yaitu Timur Laut, Timur, Tenggara, dan Barat Daya.
Arah-arah mata angin ini akan membawa kesuksesan di bidang finansial selama satu tahun ini bagi yang memiliki muka rumah atau pintu utama yang menghadap keempat arah tersebut. Namun jika pintu rumah tidak menghadap arah tersebut, Erwin menyarankan tidak perlu merasa khawatir dan berusaha memindahkan pintu utama.
Ia mengatakan orang masih bisa mendapatkan energi positif tersebut dengan mencari ruangan yang berada di arah-arah mata angin yang sedang beruntung dengan menggunakan kompas di dalam rumah. Misalnya pada arah mata angin Timur di rumah adalah kamar tidur, coba untuk menempati ruangan tersebut dan tidur di kamar itu selama satu tahun.
Jika sedang mencari pujaan hati atau mengharapkan jodoh, Barat Laut menjadi arah terbaik untuk meningkatkan energi positif dalam diri. Jadikan ruangan arah Barat Laut di rumah sebagai tempat beraktivitas atau tidur. Hal itu bisa menjadikan aura pemilik rumah menjadi lebih cerah dan secara tidak langsung dapat memancarkan energi positif dan menarik perhatian orang lain.
Sedangkan jika memiliki profesi sebagai jurnalis atau yang berhubungan dengan menghasilkan karya, Barat Laut dan Timur jadi arah positif yang mendukung literatur seni dan mudah mendapat inspirasi serta lebih mudah membangun komunikasi.
Erwin mengatakan selain faktor lingkungan dan bangunan, feng shui juga bisa bekerja dengan periode waktu yang berjalan saat itu karena elemen dan feng shui adalah ilmu yang saling berkaitan dan mendukung hidup manusia. Artinya, feng shui tidak serta merta menjadikan aturan baku mendapat keuntungan hanya dari arah mata angin. Masih banyak faktor seperti pengaruh shio dan elemen hingga garis waktu yang sedang berjalan saat itu.
Ia menganalogikan seperti satu kompleks yang terdapat beberapa rumah. Meskipun bentuk rumah sama, kehidupan di dalamnya bisa berbeda. Erwin juga berharap masyarakat tidak terlalu terpaku dan percaya 100 persen pada ramalan feng shui untuk rumahnya karena hal itu bukan sesuatu yang harus dipercayai dan suatu yang klenik melainkan dapat dipelajari dan ada teorinya.
Pilihan Editor: Tips Tetap Sehat saat Merayakan Imlek