Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Artis Nikita Willy menerapkan sleep training pada anaknya, Issa. Baby Izz, sapaan anak Nikita ini, sudah bisa tidur sendiri sejak usianya masih empat bulan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sleep training yang dilakukan Nikita Willy sangat baik dilakukan karena sekaligus mengajarkan bayi agar tidak rewel. Namun bagaimanakah cara yang tepat untuk menerapkan sleep training pada anak?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terdapat beberapa tips yang bisa dilakukan bagi orang tua yang baru menjalani proses sleep training pada anaknya. Berikut adalah kunci untuk melatih bayi tidur dengan tenang:
1. Persiapan secara emosional
Para ahli mengatakan pendekatan yang paling efektif untuk latihan tidur membutuhkan sedikit kerewelan atau tangisan dari bayi. Hal ini wajib diperhatikan oleh pengasuh atau orang tua. Mereka harus terlebih dahulu menyepakati parameter seperti tidak terburu-buru menggendong bayi segera setelah mulai menangis.
2. Ingat bahwa latihan tidur bukanlah perkembangan linier
Penting untuk disadari bahwa pola tidur bisa saja berubah, dan itu adalah hal yang normal terjadi.
“Pola tidur selalu berubah dan dapat dipengaruhi oleh banyak hal, seperti perubahan jadwal, tonggak perkembangan yang khas, atau sesuatu seperti merasa sakit atau masuk angin,” kata Erin Leichman, psikolog peneliti senior di St. Joseph's University di Philadelphia yang juga direktur eksekutif Dewan Tidur Pediatrik.
3. Mulailah pada usia yang tepat
Dikutip dari WebMD, sleep tidur untuk bayi biasanya dapat dimulai sekitar usia 4-6 bulan. Meski begitu, kebanyakan ahli setuju bahwa 6 bulan adalah usia yang baik untuk memulai latihan tidur.
Beberapa orang tua memulai sleep training pada usia 9 bulan karena bayi pada usia ini tidak perlu lagi makan di malam hari dan siap untuk tidur selama itu. Sleep training tentunya bisa dimulai setelah bayi siap, tetapi orang tua juga perlu mempersiapkan diri.
4. Kembangkan rutinitas sebelum tidur
Rutinitas waktu tidur sangat penting untuk bayi karena mereka belum mengetahui perbedaan antara siang dan malam. Rutinitas waktu tidur menciptakan transisi yang baik antara siang dan malam.
Orang tua hendaknya terus mengikuti langkah dan urutan yang sama setiap malam untuk membantu sang anak memahami bahwa sudah waktunya untuk tidur.
5. Pilih metode sleep training yang tepat
Studi menunjukkan bahwa tidak ada efek negatif dari sleep training, bahkan hingga bertahun-tahun setelahnya. Maka dari itu, pemilihan metode yang paling cocok untuk orang tua dan bayi harus dilakukan dengan sesuai sehingga latihan tidur dapat berhasil.
Ada beberapa metode latihan tidur, di antaranya ialah metode “cry it out”, metode ferber, metode chair, metode “tanpa air mata”, dan metode “cek dan konsol”. Orang tua bisa memilih mmetode manapun yang cocok dan bisa diterapkan.
6. Coba satu metode pada satu waktu
Jika ingin menggunakan metode cry it out, maka pertahankan setidaknya selama 7-10 hari berturut-turut. Jangan langsung beralih ke metode lain jika tidak berhasil setelah satu atau dua malam.
Apabila sekiranya metode harus diubah karena tidak sesuai, coba berikan jeda istirahat selama dua minggu sebelum mencoba metode lain, sehingga bayi dan orang tua dapat mengatur ulang latihan tidur dengan baik.
7. Konsisten
Sleep training dapat berlangsung mulai dari beberapa hari hingga beberapa minggu hingga akhirnya berhasil. Rutinitas waktu tidur yang padat adalah kunci untuk memberi tahu sang bayi bahwa waktu tersebut adalah malam hari.
Jika buah hati kesal saat dibawa ke kamar tidurnya, cobalah melakukan beberapa aktivitas positif di sana sepanjang hari. Jangan berkecil hati jika Anda tidak segera melihat hasilnya, karena sleep training ini membutuhkan waktu.
PUTRI SAFIRA PITALOKA
Pilihan Editor: Simak 10 Cara Menidurkan Bayi yang Patut Dicoba