Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit Kawasaki dikenal juga dengan sebutan sindrom kelenjar getah bening mukosa yang umumnya menyerang anak-anak di bawah 5 tahun dan menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening dan selaput lendir pada kulit, hidung, mata, ataupun tenggorokan. Penyakit ini menyebabkan peradangan atau pembengkakan dinding pembuluh darah kecil hingga sedang yang berfungsi mengangkut darah ke seluruh tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kondisi ini juga menyebabkan pembengkakan pada arteri koroner yang berperan memasok darah yang kaya oksigen ke jantung. Ciri-ciri anak yang mengidap penyakit ini biasanya mengalami demam tinggi, mata dan lidah merah, serta tangan dan kaki bengkak disertai kulit yang mengelupas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah termasuk penyakit serius? Dilansir dari Mayoclinic, meski Kawasaki tergolong langka, penyakit ini umumnya bisa disembuhkan. Sebagian besar anak dengan penyakit ini akan sembuh jika tanpa masalah serius dan diobati dalam waktu 10 hari setelah gejala ataupun serangan.
Gejala
Biasanya anak yang diagnosis penyakit ini akan mengalami demam selama lima hari dengan suhu 39 derajat Celcius serta empat dari beberapa gejala berikut:
-Ruam di bagian utama tubuh atau area genital.
-Pembesaran atau pembengkakan kelenjar getah bening.
-Mata yang sangat merah serta mengeluarkan cairan kental.
-Bibir merah, kering, serta pecah-pecah dengan lidah yang sangat merah dan juga pecah-pecah.
-Telapak tangan dan telapak kaki merah dan bengkak, lalu pada bagian kulit jari tangan dan kaki mengelupas.
Karena gejala-gejala tersebut bisa saja datang tidak bersamaan, maka penting untuk memberi tahu tenaga kesehatan tentang gejala yang pernah dialami sebelumnya. Gejala lain yang berkembang yakni sakit perut, diare, nyeri sendi, sensitif emosional, dan muntah.
Anak yang mengalami demam tinggi selama lima hari atau lebih namun hanya mengalami gejala di atas sebanyak kurang dari empat disebut mengidap penyakit Kawasaki tidak lengkap. Meskipun tidak lengkap tetap berisiko mengalami cedera arteri koroner serta tetap butuh pengobatan setidaknya 10 hari sejak gejala muncul.
Penyebab
Para ilmuwan belum menemukan penyebab pasti penyakit langka ini. Namun, mereka percaya penyakit ini tidak ditularkan dari orang ke orang. Ada yang menyebutkan penyakit ini disebabkan infeksi akibat bakteri atau virus dan faktor lingkungan lain. Namun, orang dengan gen tertentu lebih mungkin terkena penyakit ini. Badan Kesehatan Inggris (NHS) juga menyebut penyakit ini bersifat genetik, diwariskan oleh orang tua atau saudara.