Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hiburan

4 Fakta Tradisi Ekstrem Perang Obor di Jepara dan Misteri Air Lodoh yang Bisa Sembuhkan Luka Bakar

Perang obor memiliki keunikan tersendiri bagi masyarakat Jepara karena hanya dilakukan di malam Selasa Pon bulan Dzulhijjah dan di satu tempat saja yakni Desa Tegal Sambi, Jepara.

24 Mei 2024 | 10.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia dikenal sebagai negara kaya budaya. Hingga saat ini, dari berbagai penjuru, terdapat banyak tradisi unik bahkan terkesan ekstrem. Salah satu tradisi ekstrem yaitu perang obor. Dalam kegiatan itu, sejumlah orang saling serang menggunakan obor besar. Percikan api, bara dan asap memenuhi area perang. Tak jarang ada orang yang terluka dalam tradisi tersebut.

Bagaimana awal mula tradisi itu muncul? apakah benar ada air yang bisa menyembuhkan luka bakar secara ajaib? Dilansir dari Journal of Islamic Studies and Humanities berjudul Tradisi Perang Obor di Tegal Sambi Jepara: Kajian Maqasid Al-Shariah karya Efa Ida Amaliyah, inilah 4 hal tentang tradisi perang obor di Jepara.

1. Alasan Perang Obor hanya dilakukan di Tegal Sambi 

Kepala Desa Tegal Sambi yakni Agus Santosa menceritakan bagaimana asal tradisi ini dimulai dan kenapa hanya dilakukan di satu tempat saja. Perang obor dilakukan untuk upaya tolak bala dan wujud syukur masyarakat atas kelimpahan rezeki, kesehatan, dan kesalamatan yang ditujukan untuk Tuhan Yang Maha Esa. 

Tradisi ini berasal dari pertikaian yang terjadi antara dua tokoh mahsyur masyarakat yakni Kiai Babadan dan Mbah Gemblong di Desa Tegal Sambi. Keduanya berseteru karena Mbah Gemblong tidak melaksanakan amanat Kiai Babadan untuk memelihara ternaknya. Alhasil keduanya berkelahi dengan obor, uniknya selama perang berlangsung hewan ternak Kiai Babadan yang sakit mendadak sembuh. Itulah yang melatarbelakangi tradisi yang diyakini sejak abad ke-16.

2. Rangkaian Acara Dilakukan Berurutan

Perang obor tidak serta merta langsung dilakukan melalui ada tahapan ritualnya, dilansir dari Jurnal Lektur Keagamaan sebelum ke perang obor masyarakat perlu melakukan zikir dan ziarah ke makam leluhur desa 35 hari sebelum pelaksanaan acara. Selanjutnya melakukan sedekah desa yang diwakili oleh RW setempat, dan dilanjutkan dengan prosesi mengarak pusaka.

Dalam tradisi prosesi tersebut yang diarak adalah Pedang Gendir Gambang Sari dan Podang Sari, sebuah arca, dan juga bedug yang dipercaya sebagai warisan Sunan Kalijaga kepada Desa Tegal Sambi. Akhir acara ditutup dengan pagelaran wayang kulit, kemudian barulah dilakukan perang obor di bulan Dzulhijjah malam Selasa Pon. Perang akan berakhir jika peserta yang bertahan tinggal satu.

3. Misteri Air Londoh yang Langsung Menyembuhkan Luka Bakar

Peserta yang mengikuti perang obor umumnya wajib memiliki keberanian untuk terluka seperti terkena percikan api, hingga kulit melebuh akibat terbakar. Tetapi masyarakat Jepara juga sudah menyiapkan obat mujarab yang disebut dengan air londoh. Meskipun tidak diketahui bagaimana formulanya, nyatanya obat tersebut mampu menyembuhkan luka dalam waktu singkat.

Air londoh disediakan oleh lurah setempat dan hanya boleh diakses oleh peserta perang obor saja. Air obat ini memiliki kemiripan dengan tekstur minyak yang dioleskan langsung pada luka peserta perang obor tersebut. Konon air londoh sebelumnya telah didoakan oleh para tetua desa sehingga sangat mujarab.

4. Tegal Sambi Adalah Desa yang Menghormati Leluhur

Selain kejadian bersejarah di atas yang mengawali tradisi perang obor, desa ini juga masih melestarikan kearifan lokal. Masih dalam khazanah kebudayaan yang terjaga seperti terbang telon, orkes melayu, qasidah, band, dan sebagainya. Sedekah bumi juga kerap dilaksanakan setiap tahun yang menandakan perang obor akan segera dilaksanakan. Inilah yang membuat Desa Tegal Sambi sangat spesial.

Pilihan Editor: Tradisi Ekstrem Perang Obor Tolak Bala Warga Jepara

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus