Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hiburan

Sarawak Ramai Dikunjungi Wisatawan Eropa karena Alam dan Budayanya

Sarawak menawarkan petualangan ke pegunungan, hutan hujan, lanskap perairan, serta penekanan pada ekowisata dan kehidupan lokal.

15 November 2024 | 07.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Malaysia menjadi salah satu negara yang banyak dikunjungi turis Eropa setelah pandemi Covid-19. Selain Kuala Lumpur, satu area yang kini menjadi incaran adalah Sarawak. Dari Januari hingga September 2024, lebih dari 50.000 wisatawan Eropa mengunjungi negara bagian barat Malaysia yang ada di Pulau Kalimantan tersebut. Peningkatan jumlah pengunjung Sarawak dari luar negeri mencapai 34 persen, belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Euronews, Kamis, 24 November 2024, Sarawak disukai turis Eropa karena warisan budayanya yang kata, alamnya yang menawarkan petualangan ke pegunungan dengan keanekaragaman hayati, hutan hujan, lanskap perairan, serta penekanan pada ekowisata dan kehidupan masyarakat lokal. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Pariwisata, Industri Kreatif, dan Seni Pertunjukan untuk Sarawak, Dato Sri Abdul Karim Rahman Hamzah, mempromosikan pariwisata mereka di World Travel Market London 2024, November ini. 

"Dengan 34 kelompok etnis yang berbeda, negara bagian ini merupakan tempat peleburan budaya, yang menawarkan berbagai tradisi, kuliner, dan festival yang menarik pengunjung yang mencari pengalaman budaya yang autentik," kata Menteri Pariwisata, Industri Kreatif, dan Seni Pertunjukan untuk Sarawak, Dato Sri Abdul Karim Rahman Hamzah.

Pulau Kalimantan secara umum terdiri dari banyak hutan alami. Di Sarawak, terdapat dua situs Warisan Dunia UNESCO yang bisa dijelajahi. Ada hutan hujan berusia 60 juta tahun di Taman Nasional Gunung Mulu dengan formasi batu kapur, air terjun, dan jalan setapak di sungai, serta satu lagi yang baru adalah Taman Nasional Niah, yang terkenal dengan gugusan gua yang luar biasa dan situs arkeologi prasejarah. Niah terletak sekitar satu setengah jam dari Miri, merupakan temuan arkeologi yang berasal dari 65.000 tahun yang lalu, tentang sejarah manusia awal.

Kuliner Sarawak

Sarawak juga kaya akan kelompok etnis. Terdapat 34 etnis yang berbeda menghuhi kawasan ini. Keberagaman ini memperkaya budaya, termasuk kulinernya. Satu makanan yang populer di sana adalah laksa. 

Laksa Sarawak memiliki ciri khas rasa yang lembut dan ringan. Terdiri dari kaldu berbahan dasar ayam atau udang yang dibumbui dengan pasta laksa kental, yang terkadang mengandung lebih dari dua puluh bahan berbeda, sup ini disajikan dengan mi bihun, telur dadar suwir, udang matang, dan ayam suwir. Pelengkapnya sambal dan jeruk nipis. 

Wisatawan yang gemar kulineran bisa menjelajahi Kuching, ibu kota Sarawak. Kota ini telah diakui oleh UNESCO sebagai Kota Kreatif Gastronomi pada 2021 karena dinilai melestarikan warisan makanan tradisional serta menjadi destinasi kuliner kontemporer.

Selain kuliner, daya tarik lain Sarawak adalah Rainforest World Music Festival, perayaan tiga hari tahunan dengan musik, bazar makanan, serta seni dan kerajinan tradisional, yang tahun ini merupakan ke-26.

Mengembangkan Ekowisata

Beda dengan Kuala Lumpur yang identik dengan kota modern, Sarawan menonjolkan alamnya yang masih alami. Karena itu, pemerintah lokal menekankan pengembangan ekowisata dengan program-program baru seperti inisiatif "Sarawak, Malaysia, my second home". Inisiatif ini mempromosikan dan melestarikan warisan alam dan nasionalnya sambil menawarkan pengalaman yang autentik dan mendalam kepada para pengunjung.

Bagi wisatawan yang peduli lingkungan, Sarawak menawarkan berbagai kegiatan, mulai dari olahraga ekologi seperti arung jeram dan kayak di dekat kota, hingga lintasan desa XTERRA Sarawak Borneo Trail Run dan tur sepeda listrik ke tempat-tempat bersejarah budaya Kuching.

Sebagai bagian dari ekowisata, keberlanjutan menjadi komponen inti dari kegiatan promosi mereka. Misalnya, sebagian dari penjualan tiket Rainforest World Music Festival diarahkan untuk program penanaman kembali hutan bakau. Selain itu, negara bagian tersebut telah melarang penggunaan botol plastik sekali pakai di acara-acara besar.

Tertarik ke Sarawak? April hingga Oktober adalah waktu yang ramai wisatawan di Sarawak. Di antara bulan-bulan itu terdapat Dragon Boat Festival, Sarawak Regatta, Rainforest World Music Festival, Borneo Jazz Festival, Kuching Jazz Festival and the Kuching International Marathon. Jika datang pada Juni, wisatawan bisa melihat Festival Gawai, perayaan panen padi tradisional yang diadakan setiap tahun. 

EURONEWS | TRAVEL AND TOUR WORLD 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus