Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Selain memiliki beragam destinasi wisata alam, Bantul juga menyimpan objek wisata sejarah berupa Gua Jepang yang terdapat di Desa Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta. Sukijan selaku pengelola wisata Gua Jepang sejak 2018 sampai sekarang membeberkan secara lengkap terkait objek wisata ini.
Awal mula Gua Jepang ini dibentuk terjadi pada Maret 1942. Saat itu, Jepang mendarat di Yogyakarta dan berdomisili di Kota Baru. Namun, tentara sekutu dan Belanda masih menguasai daerah tersebut sehingga Jepang lari ke arah utara serta selatan Yogyakarta.
Saat berpindah ke arah selatan Yogyakarta, mereka melihat kemungkinan besar untuk membangun tempat tinggal di wilayah Pegunungan Seribu, Bantul. Namun, mereka tidak bisa mewujudkannya sendiri.
Dengan taktik manis mempropagandakan semboyan 3A (Jepang Pemimpin Asia, Jepang Penguasa Asia, dan Jepang Cahaya Asia) dan menjanjikan pelatihan militer sebagai persiapan melawan Belanda, para pemuda Indonesia pun bersedia membantu Jepang membangun tempat tinggal.
Para pemuda Indonesia membuatkan beberapa bunker di 20 titik berbeda dengan fungsi yang berbeda pula untuk kepentingan Jepang.
“Setiap bunker Goa Jepang dibangun dengan fungsi yang berbeda. Ada gua yang digunakan untuk bersembunyi dari tentara sekutu, untuk memantau pergerakan sekutu, dan memasak,” kata Sukijan mengisahkan kepada Tempo.co, pada Rabu, 26 Juli 2023.
Pemandangan pantai selatan Yogyakarta dari atas Puncak Kahyangan di Goa Jepang, Bantul, Yogyakarta. TEMPO/Rachel Farahdiba Regar
Kemudian, pada 1946, usai Jepang kembali dari tanah asalnya, masyarakat setempat sudah menguasai wilayah Gua Jepang. Masyarakat setempat melakukan tindakan tersebut berkaca dari perlakuan Jepang yang lebih tidak manusiawi daripada Belanda.
Jepang hanya memberikan janji manis untuk pelatihan militer, tetapi tidak kunjung terealisasi. Para pemuda Indonesia hanya disuruh melakukan romusha (kerja paksa), tanpa dibayar dengan hasil dan waktu istirahat yang layak.
Memiliki latar belakang kisah sejarah yang sangat kuat, membuat Gua Jepang layak dijadikan daftar objek wisata sejarah ketika berkunjung ke Bantul. Selain memiliki nilai sejarah kental, Gua Jepang juga memiliki keunikan lain berupa keindahan alam dengan hamparan pantai selatan Yogyakarta nan indah disertai udara sejuk. Keindahan alam tersebut dapat dinikmati oleh para wisatawan di Puncak Kahyangan.
Saat berada di atas Puncak Kahyangan, para wisatawan dapat melihat secara keseluruhan wilayah lautan pantai selatan Yogyakarta, seperti Pantai Parangtritis, Pantai Parangkusumo, dan Gumuk Pasir. Terdapat waktu yang cocok untuk dikunjungi para wisatawan ke Puncak Kahyangan, yaitu pada pukul 17.00-17.30 ketika matahari terbenam.
Perpaduan warna jingga, biru, dan kuning di langit selatan Yogyakarta sangat memanjakan mata. Saat malam tiba, pemandangan lampu-lampu yang menyala juga terlihat sangat manis dari atas Puncak Kahyangan. Tidak hanya itu, pesawat yang sedang lepas landas dari Yogyakarta International Airport (YIA) juga beberapa kali terlihat. Puncak Kahyangan juga menyediakan beberapa fasilitas umum, seperti warung dan musala.
Keberadaan objek wisata Gua Jepang di Bantul ini telah dilindungi oleh pelestarian cagar budaya sesuai peraturan Balai Pelestarian Cagar Budaya sejak 2005. Lalu, pada 2022, peraturan tersebut telah berubah menjadi Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK). Kendati demikian, dampak dari Pandemi Covid-19 membuat pemeliharaan Gua Jepang masih tergolong sangat rendah. Padahal, objek wisata ini menyimpan segudang edukasi dan keindahan alam.
Pilihan Editor: Menikmati Indahnya Pemandangan 9 Gunung dari Embung Bansari
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini