Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Selebritas Dita Soedarjo menceritakan pengalamannya menjenguk ayahnya, Soetikno Soedarjo yang saat ini sedang ditahan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia mengatakan gerak geriknya begitu terbatas saat bertemu dengan ayahnya di sana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terbatasnya gerak gerik Dita saat mengunjungi ayahnya, dikarenakan peraturan untuk menjenguk tahanan di KPK seperti itu. "Saya memang harus hormati itu dan peraturan itu tidak salah," kata dia saat dihubungi Tempo, Selasa, 24 Desember 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Soetikno Soedarjo ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi pada Januari 2017. Ia resmi ditahan oleh KPK pada 7 Agustus 2019. Soetikno Soedarjo ditetapkan tersangka dalam perkara suap pengadaan pesawat dan mesin pesawat dari Airbus S.A.S dan Rolls-Royce P.L.C pada PT Garuda Indonesia.
Ekspresi tersangka kasus dugaan suap pengadaan pesawat dan mesin pesawat dari Airbus S.A.S dan Rolls-Royce P.L.C pada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Soetikno Soedarjo usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Rabu, 31 Juli 2019. Mantan Direktur Utama PT Mugi Rekso Abadi (MRA) itu diperiksa sebagai tersangka karena diduga merupakan pihak yang memberikan suap kepada tersangka mantan Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar untuk membeli mesin Rolls Royce. TEMPO/Muhammad Hidayat
Dita menuturkan, semula ia berniat memberikan ayahnya kado yang dibungkus dengan hiasan warna warni. Namun, hal tersebut pupus lantaran ada peraturan, segala barang yang dibungkus harus dibuka dan diperiksa oleh penjaga di KPK.
Untuk menghibur ayahnya yang sedang ditahan, Dita membawakan sebuah buku dan juga topi natal untuk memperingati momen kelahiran Yesus Kristus. "Bisa lolos masuk ke tahanan, aku bawa supaya ada suasana natal sedikit di sana," kata Dita.
Natal di 2019 ini merupakan pertama kalinya untuk Dita dan keluarganya, tanpa kehadiran Soetikno. Mantan tunangan Denny Sumargo inipun mengaku begitu sedih atas hal tersebut, bahkan ia menuliskannya dalam sebuah buku Selamat Datang Kenyataan.