Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hiburan

Masih Menderita Stiff Person Syndrome, Celine Dion Tampil Memukau Saat Opening Ceremony Olimpiade Paris 2024

Tengah berjuang melawan penyakit langka Stiff Person Syndroom, diva dunia Celine Dion turut memeriahkan upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024.

29 Juli 2024 | 11.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tengah berjuang melawan penyakit langka stiff person syndroom (SPS), diva dunia Celine Dion turut memeriahkan upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyanyi asal Kanada tersebut membuat comeback spektakuler dengan bernyanyi dari Menara Eiffel pada puncak upacara pembukaan dengan menyanyikan lagu Hymn to Love milik Edith Piaf. Ini sekaligus menjadi penampilan pertama penyanyi My Heart Will Go On sejak pertama kali mengungkapkan dirinya menderita sindrom orang kaku.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Antara, penampilan Celine Dion memukau semua orang dengan intonasi dan mencapai nada-nada yang sulit dengan mudah. Penampilannya semakin membekas sebab ia bernyanyi saat Kuali Olimpiade dinyalakan oleh atlet lari paling berprestasi asal Prancis Marie-Jose Perec dan judoka peraih medali emas Olipiade tiga kali beruntun Teddy Riner membumbung ke langit dengan sebuah balon.

Bulan lalu, Dion bertekad akan berjuang untuk pulih dari penyakit langka yang dideritanya. Celine Dion pertama kali mengumumkan penyakitnya pada Desember 2022 bahwa ia didiagnosis mengidap SPS, kelainan autoimun yang tidak dapat disembuhkan.

Sebelumnya, Senin 17 Juni 2024, Celine Dion memperkenalkan film dokumenter berjudul I Am: Celine Dion yang menceritakan perjalanan Dion, termasuk perjuangan sang penyanyi melawan stiff person syndrome serta tekadnya agar bisa terus menjadi penyanyi.

Untuk diketahui, dilansir dari National Library of Medicine, stiff person syndrome (SPS) adalah gangguan sistem saraf pusat progresif dengan prevalensi satu hingga dua pasien per juta. Penyakit ini menyerang wanita dua sampai tiga kali lebih banyak daripada pria penyakit ini hadir dengan kekakuan otot dengan ciri pasien mengalami jatuh berulang, kejang otot, dan nyeri otot kronis

Kekakuan ini disebabkan oleh koaktivasi otot agonis dan antagonis. Ini terutama terjadi pada otot perut dan paraspinal yang menghasilkan kekakuan, hiperlordosis lumbal, dan ketidakstabilan postural. Ketidakstabilan postural pada pasien inilah yang kemudian menyebabkan jatuh berulang.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus