Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Desa Jatiluwih terpilih sebagai salah satu desa wisata terbaik Best Tourism Villages 2024 oleh United Nation (UN) Tourism), lembaga di bawah Perserikatan Bangsa-bangsa. Penghargaan diberikan di Kolombia pada Jumat, 15 November 2024. Jatuluwih menerima penghargaan ini bersama dengan Desa Wisata Wukirsari, Bantul, Yogyakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari laman Jadesta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Desa Jatilulwih terletak di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Berada di lerang Gunung Batukaru yang berada di ketinggian 685 meter di atas permukaan laut (mdpl), desa ini dikenal dengan sistem pengairan sawah tradisional yang dikenal dengan subak. Pada 2012, subak diakui sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.
Sistem Subak di Jatiluwih
Sistem subak berakar pada ajaran Tri Hita Karana yang dalam ajaran Hindu mencerminkan keseimbangan dan keharmonisan antara manusia, alam, dan spiritualitas. Sistem yang ada sejak abad ke-11 ini bukan hanya sistem irigasi tetapi juga filosofi hidup yang menekankan pada keharmonisan dan keberlanjutan.
Sistem subak ini menjadi daya tarik wisata bagi para turis lokal maupun mancanegara. Area persawahan yang dibuat bertingkat atau berundak-undak di daerah perbukitan menghadirkan keindahan yang berbeda. Selain berfoto dengan latar belakang sawah, wisatawan juga bisa terjun langsung untuk belajar bertani. Masyarakat setempat menawarkan pembelajaran terkait pertanian, subak, dan aktivitas lainnya sebagai paket wisata.
Kaya Flora dan Fauna
Selain sistem subaknya, Desa Jatiluwih juga kaya akan flora dan fauna endemik. Desa ini dikelilingi oleh hutan lindung seluas 24 hektare yang merupakan rumah bagi berbagai jenis burung langka dan hewan seperti kukang jawa. Wisatawan bisa melihat hewan ini saat mendaki atau bersepeda melalui jalur setapak yang membelah hutan dan sawah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Desa ini juga memiliki air terjun Yeh Ho di Banjar Gunung Sari Umah Kayu. Air terjun ini bisa dicapai dengan melalui jalan setapak dan beriliku yang cukup ekstrem.
Wisata Budaya
Desa Jatiluwih menawarkan wisata budaya, salah satunya Pura Luhur Sri Rambut Sedana. Pura yang tidak jauh dari area persawahan ini telah ada sejak zaman dahulu. Pura ini dipercaya sebagai tempat untuk memohon kesejahteraan, kemakmuran dan kesuburan. Selain melihat umat Hindu yang beribadah, wisatawan juga bisa menikmati udara sejuk karena pura ini berada di ketinggian 700 mdpl.
Inisiatif Best Tourism Villages by UN Tourism diluncurkan sejak2021 untuk memajukan peran pariwisata di daerah pedesaan, melestarikan lanskap, keragaman budaya, nilai-nilai lokal, dan tradisi kuliner. Jatiluwih menjadi salah satu dari 55 desa wisata di berbagai negara yang mendapat pengakuan PBB tahun ini. Desa terbaik ini dipilih dari 260 aplikasi dari lebih dari 60 Negara Anggota Pariwisata PBB.