Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kate Cassidy, kekasih mendiang penyanyi Liam Payne, bercerita di balik keputusannya meninggalkan Argentina beberapa hari sebelum kematian tragis mantan personel One Direction itu. Menurut laporan New York Post pada Rabu, 13 November 2024, seorang sumber berkata bahwa Kate memberi peringatan tegas kepada Liam untuk berhenti menggunakan narkoba. Pada Rabu, 16 Oktober, Liam meninggal setelah jatuh dari balkon lantai tiga di Casa Sur Hotel di Buenos Aires, Argentina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Penggunaan narkoba Liam menyebabkan banyak masalah. Kate Cassidy memberinya pilihan: dirinya atau narkoba. Liam memilih narkoba, sehingga dia tidak punya pilihan lain selain menjauh," ujar sumber tersebut, salah satu teman Kate, yang mengaku mengetahui situasi itu.
Kate Meninggalkan Argentina Lebih Dulu
Sebelumnya, mereka menghabiskan sekitar dua minggu bersama di Argentina, namun akhirnya Kate kembali ke Amerika Serikat lebih awal, dua hari sebelum insiden tragis menimpa kekasihnya. Kate meninggalkan Argentina dengan harapan bahwa Liam akan menyadari keputusannya. "Dia tidak tahu semua akan berakhir seperti ini," kata sumber tersebut menambahkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keputusan Kate untuk meninggalkan negara itu karena ia merasa tidak cocok dengan Liam yang terus memperpanjang masa tinggal mereka di Argentina. "Ia merasa harus pergi karena segalanya menjadi sangat tidak sehat,” ungkap teman Kate dalam laporan tersebut. Kate berharap Liam akan menyusulnya ke Miami, tapi kenyataan justru berkata lain.
Seorang Terduga Mengaku Menggunakan Narkoba Bersama
Kontroversi terus membayangi kematian pelantun ‘Night Changes’ itu. Braian Nahuel Paiz, laki-laki yang diduga berkaitan dengan kematian Liam, menyangkal menjual narkoba kepadanya. Dalam wawancara dengan Telefe Noticias, Paiz menyatakan, "Kami menggunakan narkoba bersama, tapi saya tidak pernah menjual atau menerima uang dari dia." Paiz mengklaim pertemuan terakhir mereka terjadi pada Ahad, 13 Oktober 2024, beberapa hari sebelum tragedi tragis itu merenggut nyawa Liam.
Namun, tuduhan Paiz memicu kemarahan Kate. Menurut teman-temannya, Kate menilai Paiz sebagai pembohong. "Ia akan mengatakan apa saja untuk menghindari tanggung jawab," ujar seorang teman Kate. Bahkan Kate membantah pernyataan Paiz, ia menyangkal hubungan dekat Paiz dengan Liam–bahkan menyebut wawancara tersebut sebagai upaya memanipulasi opini publik.
Liam Payne dan Temuan Riwayat Narkoba
Laporan awal polisi menyebut bahwa dalam tubuh Liam ada campuran zat berbahaya dalam tubuhnya, termasuk kokain merah muda, campuran ketamin dan obat-obatan lain. Penyanyi 31 tahun itu dikabarkan sempat bersih dari narkoba, tapi kemudian kembali menggunakannya sebelum kematiannya. Uji toksikologi terakhir menemukan riwayat penggunaan alkohol, kokain, dan antidepresan dalam tubuh Liam.
Menurut pihak berwenang, di jam-jam terakhir hidupnya, Liam menghabiskan waktu bersama dua pekerja seks yang sempat minum bersamanya sebelum pergi usai terjadi perselisihan soal pembayaran. Sementara itu, Braian Nahuel Paiz dilaporkan kehilangan pekerjaannya akibat penyelidikan pidana yang sedang berlangsung. Penyidikan lebih lanjut kini menyoroti hubungan antara Paiz dan Rogelio ‘Roger’ Nores, teman dekat Liam, bersama satu orang lainnya yang dikaitkan dengan kematian musisi tersebut.
Rogelio, yang sempat diidentifikasi sebagai salah satu dari tiga tersangka, membantah keterlibatannya dalam kematian Liam Payne. Dalam keterangannya kepada media, Rogelio menyatakan bahwa ia sempat mengunjungi Liam di hotel beberapa kali pada hari kejadian tragis itu dan meninggalkan lokasi sekitar 40 menit sebelum insiden terjadi.
"Saat aku pergi, ada lebih dari 15 orang di lobi hotel yang bercanda dan tertawa bersamanya," ujar Rogelio. Ia juga menegaskan bahwa dirinya hanyalah teman dekat Liam, bukan manajernya. Rogelio menyebut bahwa ia telah memberikan keterangan kepada polisi pada Kamis, 17 Oktober 2024, dan sejak itu belum pernah dihubungi lagi oleh pihak berwenang.
NEW YORK POST | MIRROR UK