Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hiburan

Mengenang Kartini, Anies Baswedan: Bukan Hanya Merayakan Kebangkitan Perempuan

Menurut Anies Baswedan ini, kata-kata bagi Kartini tidak sekadar menjadi senjata, tapi juga penyala.

21 April 2022 | 15.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan mengenang perjuangan RA Kartini seharusnya tak hanya merayakan kebangkitan dan kesetaraan perempuan yang sudah diperjuangkannya. Suami Fery Farhati ini berpendapat, untuk merayakan Hari Kartini yang setiap tahun diadakan berdasarkan tanggal kelahirannya, bisa dilakukan dengan menghikmati cara perjuangannya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anies menuturkan, perjuangan Kartini agar perempuan Indonesia mendapatkan kesempatan bersama dalam belajar, bekerja, dan berada di kelas yang sama dengan laki-laki, tidak dilakukan dengan mengangkat senjata. Kartini tidak memimpin gerakan. Ia juga tidak mendirikan partai dan organisasi kebangsaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Perjuangan Kartini adalah perjuangan gagasan melalui kata-kata. Gagasan yang ia narasikan, kata-kata yang ia tuliskan," tulis Anies Baswedan di halaman Instagramnya, Kamis, 21 April 2022. 

Anies mengunggah foto legendaris kala RA Kartini bersama dua adiknya memberikan pelajaran menulis, berhitung, menjahit, dan memasak anak-anak perempuan di tempatnya dipingit dari dunia luar. 

Menurut ayah Mutiara Baswedan ini, kata-kata bagi Kartini tidak sekadar menjadi senjata, tapi juga penyala. Tulisan-tulisan korespondensinya dengan Estella Zeehandelar, Marie Ovink-Soer, dan Rosa Abendanon telah menyalakan gagasan, pemahaman, dan inspirasi dalam benak bangsanya. 

Anies menuliskan, meski baru setahun mendirikan satu sekolah wanita dan kemudian wafat dalam usia terlalu muda setelah melahirkan, buah pikiran Kartini selalu dikenang melintas generas hingga kini. "Kata-katanya menjelajah jauh melampaui rentang hidup singkatnya," tulisnya. 

Ia mencontohkan Perkumpulan Budi Kemuliaan yang didirikan di Jakarta, delapan tahun setelah Kartini wafat pada 17 September 1904. Perkumpulan Budi Kemuliaan didirikan oleh beberapa perempuan berkedudukan tinggi di masyarakat yang terilhami oleh buku kumpulan surat-surat Kartini. Dari perkumpulan ini lahirlah Rumah Sakit Budi Kemuliaan dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Kemuliaan yang sepanjang sejarahnya telah menyebarluaskan begitu banyak manfaat.

Kartini, kata Anies, adalah satu dari sedikit pahlawan nasional yang dihormati karena pemikiran dan gagasannya. Ia tak hanya mewakili perjuangan perempuan, tapi ia pun mewakili perjuangan melalui gagasan. Dari Kartini, kita melihat secara nyata rangkaian gagasan mewujud menjadi narasi, lalu mewujud menjadi karya. "Selamat Hari Kartini. Selamat merayakan kebangkitan dan kesetaraan kaum perempuan. Selamat merayakan kekuatan kata-kata dalam membawa perubahan," tulis Anies.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus