Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tanggal 26 Juli diperingati sebagai hari lahirnya tokoh bersejarah dalam dunia musik Indonesia khususnya di bidang pendidikan anak-anak. Tepatnya 112 tahun yang lalu, pada 26 Juli 1912 lahirlah Pak Kasur yang namanya kini dikenang sebagai sosok legenda dengan berbagai karyanya yang menghiasi dunia anak-anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pak Kasur adalah tokoh pendidik dan juga pencipta lagu anak yang sering dilantunkan sehari-hari seperti Dua Mataku, Kebunku, dan Naik Delman. Namun sebagian masyarakat mungkin tidak mengetahui sosok dibalik lagu-lagu tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Profil Pak Kasur
Lebih dikenal luas dengan nama Pak Kasur, ia memiliki nama asli Soerdjono yang lahir di Serayu, Purbalingga, Jawa Tengah, 26 Juli 1912. Ia juga merupakan bungsu dari delapan bersaudara keluarga Reksomenggolo. Nama “Kasur” dipilihnya, karena diambil dari kata “Kak Soer”, nama panggilan yang ia terima dari teman-temannya di gerakan pramuka, atau pramuka. Seiring berjalannya waktu, nama “Kasur” atau Pak “Kasur” semakin populer di masyarakat.
Dilansir dari laman dinaskebudayaanjakarta.go.id, Ia menikah dengan Sandiyah (Ibu Kasur) tahun 1946 di Yogyakarta dan dikaruniai lima orang anak. Setelah tamat dari HIS Purbalinggga, Pak Kasur meneruskan ke MULO di Magelang. Baru setelahnya ia memutuskan untuk berhenti sekolah dan bekerja sebagai guru pendamping di sekolah Ardjoena di Yogyakarta. Namun, guru lain mengirim Pak Kasur ke HIK atau sekolah guru karena melihat potensi Pak Kasur.
Setelah pengakuan kedaulatan, Pak Kasur bersama keluarga pindah ke Jakarta dan berprofesi sebagai guru dan anggota Badan Sensor Film (BSF) yang bernaung di bawah Kementerian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan.
Pak Kasur dikenal memiliki hobi bercanda, sehingga teman-teman dan anak-anaknya senang berada di dekatnya. Ia meninggal dunia pada 26 Juni 1992 dalam usia 79 tahun dengan mendapatkan penghargaan khusus kategori Pencipta Lagu Anak Legendaris, Penghargaan Siaran Ramah Anak KPI 2018.
Karya dan Dedikasi Pak Kasur
Saat di Jakarta, Pak Kasur juga aktif mengisi program Siaran anak-anak dari RRI Jakarta yang di tahun lima puluhan tidak saja disenangi di Indonesia tetapi juga oleh anak-anak Singapura sehingga ia diminta menyelenggarakan siaran anak-anak di Radio Singapura. Inilah yang membawa Pak Kasur dapat melangkah lebih jauh untuk memperkenalkan budaya bangsa Indonesia ke luar negeri karena setelahnya ia jadi sering berkunjung ke beberapa negara.
Adapun di Swedia, peragaan musik angklung, suling bambu dan kuda lumping yang dilakukan Pak Kasur mendapat sambutan hangat bertepatan dengan gerakan melestarikan lingkungan hidup. Pak Kasur juga melakukan kunjungan ke New York, serta Hong Kong.
Sebagai seorang pendidik Pak Kasur melihat bahwa film bisa berfungsi sebagai media pendidikan. Hal itu pun ia wujudkan dengan menulis cerita yang difilmkan diantaranya: Amrin Membolos, Siulan Rahasia dan Harmonika.
Karya tulisnya antar lain buku percakapan Dama-Dami dalam tiga jilid serta Selamat Sore Bu sebanyak tiga berjilid. Secara keselurahan Pak Kasur menciptakan 200 lagu yang dikasetkan tahun 1985. Pak Kasur juga dikenang atas jasanya yang telah melahirkan banyak tokoh seni seperti Heny Poerwonegoro, Ateng serta Seto Mulyadi atau Kak Seto.
Pada 1978 melalui Yayasan Setia Balita yang diketuai oleh istrinya atau Ibu Kasur, didirikanlah TK Mini Pusat beralamat di Jl. Cikini V/2 Jakarta Pusat. TK mini pusat ini berkembang dengan cepat dan telah membuka cabangnya di beberapa tempat di antaranya di Pejaten Pasar Minggu, juga di Cipinang Indah Real Esate Jl. Nusa II.
NI MADE SUKMASARI | ANGELINA TIARA PUSPITALOVA