Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rapper Sean 'Diddy' Combs ditangkap oleh FBI di New York, Amerika Serikat pada Senin, 16 September 2024. Kejaksaan Amerika mendakwa pemilik perusahaan rekaman Bad Boy Record itu atas dugaan sejumlah kasus, antara lain prostitusi, kekerasan seksual, dan pemerasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengacara untuk Distrik Selatan New York, Damian Williams merinci tuduhan terhadap penyanyi, produser rekaman, dan perancang busana itu. “Combs menyiksa, mengancam, dan memaksa korban untuk memenuhi hasrat seksualnya, melindungi reputasinya, dan menyembunyikan perilakunya,” ucap Damian, dikutip dari Aljazeera.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir dari Hindustan Times, penyanyi dengan nama panggung Puff Diddy atau P Diddy itu mengaku tidak bersalah atas tuduhan yang dilayangkan. Dia pun dua kali menyerahkan jaminan kepada Kejaksaan Amerika Serikat agar tidak ditahan. Namun, kejaksaan menolak jaminannya, sehingga saat ini Diddy mendekam di penjara sambil menunggu persidangan.
Bagaimana sebenarnya profil Sean 'Diddy' Combs yang ditangkap FBI karena kasus pemerasan dan prostitusi? Berikut rangkuman informasi selengkapnya.
Profil Sean 'Diddy' Combs
Sean ‘Diddy’ Combs lahir dengan nama Sean John Combs pada 4 November 1969, di lingkungan Harlem, New York City. Dia dibesarkan oleh ibunya setelah ayahnya dibunuh pada 1974. Diddy kemudian tumbuh besar di Mt. Vernon, New York, dan bersekolah di sekolah Katolik khusus laki-laki di Bronx.
Melansir dari Biography, selama bertahun-tahun Sean Combs dikenal dengan berbagai nama. Termasuk Puffy, Puff Daddy, P. Diddy, Diddy, dan Love, yang pernah secara resmi dijadikan nama tengahnya pada 2021 lalu. adapun Diddy mendapat julukan Puffy di sekolah menengah atas karena kebiasaannya membusungkan dadanya agar tubuhnya tampak lebih besar.
Lulus dari bangku sekolah menengah atas, Diddy kemudian berkuliah dengan mengambil jurusan administrasi bisnis di Howard University. Dia juga bekerja paruh waktu untuk memproduksi pesta dansa mingguan dan menjalankan layanan antar-jemput bandara disamping kesibukan berkuliah.
Diddy kemudian memutuskan untuk keluar dari kampus dan magang di Uptown Records. Baru setahun bekerja, dia dengan cepat naik ke level wakil presiden dan sukses memproduksi beberapa artis utama untuk Uptown. Tetapi, dia meninggalkan perusahaan tersebut pada awal 1990-an.
Pada 1993, Diddy memulai perusahaan produksinya sendiri, Bad Boy Entertainment. Dia lalu bekerja sama dengan artis rekaman rap, hip-hop, dan R&B yang sedang naik daun dan mapan, seperti Mariah Carey, New Edition, Method Man, Babyface, TLC, Boyz II Men, Lil' Kim , SWV, Aretha Franklin, Mary J. Blige, Faith Evans, dan Biggie Smalls.
Pada 1996, Diddy dinobatkan sebagai Penulis Lagu Tahun Ini oleh ASCAP. Pada 1997, Bad Boy Entertainment telah menjual rekaman senilai hampir $100 juta dan membuat kesepakatan bernilai jutaan dolar dengan Arista Records untuk mengelola label tersebut.
Setelah temannya, Biggie Smalls, dibunuh pada 1997, Diddy merekam lagu penghormatan berjudul “I'll be Missing You”. Lagu itu berhasil memuncaki Billboard Hot 100 selama 11 minggu. Dia kemudian meluncurkan album pertama, No Way Out, ke status platinum pada 1997.
Nielsen SoundScan menobatkan No Way Out sebagai LP terlaris ketiga di 1997, dengan lebih dari 3,4 juta kopi terjual di Amerika Serikat. Baik single "I'll Be Missing You" maupun album No Way Out memenangkan Grammy tahun berikutnya untuk Penampilan Rap Terbaik oleh Duo atau Grup dan Album Rap Terbaik.
Selain menjadi penyanyi, Diddy juga menjadi pengusaha dengan mendirikan lini busananya, Sean John, pada tahun 1998. Ia memperluas kepemilikannya pada tahun 2008 dengan mengakuisisi lini busana hip-hop Enyce dari Liz Claiborne seharga $20 juta. Pada 2016, Diddy menjual Sean John tetapi membelinya kembali pada 2022.
Sementara pada 2001, Diddy melebarkan kariernya dengan mengambil berbagai peran akting.dia pun pernah membintangi sejumlah seperti Made (2001), Monster's Ball (2001), Carlito's Way: Rise to Power (2005), Get Him to the Greek (2010), Muppets Most Wanted (2014), dan Girls Trip (2017). Di layar kaca, ia pernah tampil di acara-acara seperti CSI: Miami, Hawaii Five-O, dan It's Always Sunny in Philadelphia.
Kontroversi Sean ‘Diddy’ Combs
Meski memiliki karier yang sukses, namun Diddy juga kerap kali terlibat dalam berbagai kontroversi. Salah satunya adalah pada Desember 1999 ketika dia dan pacarnya saat itu, Jennifer Lopez, diduga terlibat dalam insiden penembakan di sebuah klub malam di New York City, yang mengakibatkan tiga orang terluka.
Diddy didakwa dengan empat tuduhan kepemilikan senjata ilegal dan satu tuduhan penyuapan. Namun pada 16 Maret 2021, dia dibebaskan dari semua tuduhan. Terbaru, Diddy menghadapi gugatan hukum atas perdagangan seks dengan paksa, konspirasi pemerasan, hingga akses untuk terlibat prostitusi.
Pada tanggal 25 Maret, beberapa tempat tinggal di Los Angeles dan Miami, yang terkait dengan Combs, digerebek oleh divisi investigasi Departemen Keamanan Dalam Negeri. Saat itu dilaporkan bahwa penggerebekan tersebut terkait dengan investigasi perdagangan seks yang dilakukan Diddy.
Melansir dari ABC News, Damian William mengungkapkan bahwa sejumlah senjata api dan amunisi disita di properti Combs selama penggerebekan bulan Maret. Ini termasuk tiga senapan mesin AR-15 yang "dirusak" dan "majalah drum berkapasitas besar". Bukti-bukti "keanehan" juga disita, termasuk "perangkat elektronik yang berisi gambar dan video aksi aneh dengan banyak korban" dan lebih dari 1.000 botol minyak bayi.
Pada 16 September 2024, Diddy pun ditangkap dan dipenjara sambil menunggu jalannya persidangan. Atas berbagai dakwaan yang dituduhkan itu, hukuman Diddy berkisar antara 15 tahun hingga seumur hidup di penjara.
ALJAZEERA | HINDUSTAN TIMES | BIOGRAPHY | ABC NEWS
Pilihan Editor: Awal Mula Terungkapnya Kasus Prostitusi Sean 'Diddy' Combs, Berawal dari Gugatan Mantan