Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mataram - Desa Murbaya, Pringgarata, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat menawarkan ragam destinasi wisata alam. Tidak hanya kaya budaya dan sejarah, desa ini juga menawarkan destinasi wisata olahraga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satunya Gelora Lendang Kelor yang baru diresmikan pada Minggu, 11 Agustus 2024. Dengan mengkombinasikan antara olahraga dan wisata, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menarik lebih banyak wisatawan ke Desa Murbaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gelora Lendang Kelor menawarkan nuansa berolahraga dalam lingkungan alam yang masih sangat asri. Pengunjung dapat menikmati udara segar dan pemandangan alam yang menenangkan sambil berolahraga atau sekadar bersantai. Wisatawan pun dapat merasakan pengalaman berbeda saat berkunjung ke sana.
Gelora Lendang Kelor di Desa Murbaya, Pringgarata, Lombok Tengah. (Dok. Istimewa)
Nama Lendang Kelor dipilih untuk menghidupkan kembali semangat Desa Lendang Kelor yang pada masa lalu merupakan lokasi penting dalam berbagai peristiwa sejarah. Nama tersebut itemukan dalam peta Belanda dari tahun 1894 hingga 1908, sebelum desa ini berganti nama menjadi Desa Murbaya pada tahun 1914. Dalam peta itu, wilayah ini adalah tempat penangkaran rusa dan tempat pemeliharaan kuda milik pangeran.
Adapun spesifikasi dari Gelora Lendang Kelor terdiri dari lapangan mini soccer berukuran 35 x 64 meter persegi dan lapangan khusus untuk anak anak berukuran 30 x 42 meter persegi. Semua area lapangan dipagari dengan galvanis dan plastik bola. Sedangkan fasilitas lainnya termasuk tribun penonton, kamar mandi, dan tempat parkir.
Destinasi wisata lain di Desa Murbaya
Selain Gelora Lendang Kelor, ada beberapa destinasi wisata lain di desa ini. Di antaranya Perosotan Abangan di Dusun Dasan Baru, Pusat Kerajinan Bambu di Dusun Loang Ajak, Sentra Produksi Tahu dan Tempe di Dusun Kekalek, serta Situs Makam Undak Undak Siwak di Dusun Murbaya.
Perosotan Abangan di Dusun Dasan Baru menawarkan sensasi bermain perosotan di parit Abangan yang merupakan bagian dari saluran irigasi sekunder Jurang Sate yang selesai dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1935.
Pusat Kerajinan Bambu di Dusun Loang Ajak, Desa Murbaya, Pringgarata, Lombok Tengah. (Dok. Istimewa)
Sementara Pusat Kerajinan Bambu di Dusun Loang Ajak, terletak di daratan tertinggi di Desa Murbaya dengan elevasi mencapai 375 meter dari permukaan laut. Di dudun ini wisatawan dapat melihat langsung aneka produksi anyaman bambu berupa; Sangkar Ayam, Sangkar Burung, Tudung Lampu untuk keperluan interior, dan juga aneka keperluan rumah tangga seperti bakul. Hampir 90 persen warga dusun ini adalah pengrajin bambu secara turun temurun.
Sedangkan Sentra Produksi Tahu dan Tempe di Dusun Kekalek, memiliki keterikatan kuat dengan masyarakat di Kekalek, Kota Mataram. Warga setempat memproduksi olahan tahu dan tempe. Kawasan ini juga menjadi supplier utama kebutuhan tahu dan tempe di Kabupaten Lombok Tengah.
Situs Makam Undak Undak Siwak di Dusun Murbaya, merupakan komplek pemakaman tua dengan sebaran batu nisan unik yang sangat masif. Situs Makam Undak Undak Siwak telah lama menjadi destinasi ziarah makam bagi banyak warga di pulau Lombok.
Meskipun masih memerlukan penelitian lebih lanjut terkait tokoh tokoh yang dimakamkan di lokasi ini, banyak orang yang meyakini bahwa situs makam ini merupakan petilasan dari Raden Mas Panji Tilar Negara dan makam sejumlah tokoh dari Lendang Kelor di masa lalu.