Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tahun ini, pemandangan berbeda tampak di Distrik Itaewon Korea Selatan. Menjelang Natal dan musim liburan, tempat itu biasanya gemerlap dan ramai, namun tahun ini tampak seperti kota hantu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal itu karena orang-orang masih berduka atas tragedi Itaewon pada Halloween lalu yang menyebabkan 158 orang tewas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Banyak restoran dan toko Itaewon telah memasang pohon dan ornamen Natal, tetapi gang-gang belakang yang menampung klub malam dan bar di distrik itu yang merupakan pusat kejadian nahas pada 29 Oktober itu sangat sepi. Di sana biasanya ada hiruk pikuk, namun berganti catatan dan poster yang mengungkapkan belasungkawa di dinding untuk mengingat para korban.
"Itaewon dulunya adalah tempat untuk pesta Natal dengan banyak hiasan di jalan, tapi sekarang menjadi sangat sunyi dan suram," kata penduduk lokal Lee Jun-hee kepada Reuters.
Warga lain, Kim Kyeong-nyeon, mengatakan beberapa bisnis di Itaewon mencoba untuk mencerahkan suasana Natal, tetapi rasanya terlalu cepat baginya. Menurut dia, Halloween lalu telah membunuh semangat liburan di Itaewon.
“Orang-orang masih berduka. Kami mungkin membutuhkan lebih banyak waktu,” kata Kyeong-nyeon.
Seorang manajer kedai hamburger lokal mengatakan bisnisnya masih menderita akibat bencana. Begitu pula restoran dan bar lain di dekatnya.
"Sekarang pelanggan kami sangat sedikit yang datang dan jalanan sepi," kata dia yang meminta untuk tidak disebutkan namanya. "Ini belum Natal, tapi kurasa Natal tidak akan jauh berbeda."
Kementerian Keuangan mengatakan pada Jumat, 16 Desember lalu bahwa transaksi di tiga department store besar telah melambat bulan lalu. Ini diduga karena bencana Itaewon sebagai faktor di balik itu.
Banyak orang mencari tempat lain untuk merasakan semangat Natal, seperti kawasan wisata tradisional Myeongdong dan tempat department store Shinsegae dan Lotte. Untuk mencegah musibah serupa, polisi memasang penghalang di area pandang dekat toko untuk mengendalikan massa.
Pemerintah Kota Seoul sekarang memiliki tim untuk mengelola kumpulan besar orang. "Ini terus-menerus mengingatkan akan tragedi itu," kata Jeon Ye-hyang, seorang penduduk lokal di Myeongdong, sambil melihat ke area tontonan. "Itu mungkin berarti kita tidak akan bisa sepenuhnya menikmati suasana Natal tahun ini."
REUTERS
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu