Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hiburan

Usai Panen Hujatan, Agnez Mo Dipuji karena Mau Belajar dari Kekeliruan

Agnez Mo mendapat pujian lantaran mau belajar dari kekeliruan yang dilakukannya kala menyamakan genosida warga Palestina dengan perang.

30 Mei 2024 | 14.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi, Agnez Mo akhirnya menuai pujian netizen karena dianggap mau belajar usai memanen hujatan akibat unggahan-unggahannya tentang pembantaian warga sipil di Rafah, Palestina. Sekitar empat jam lalu, penyanyi bernama lahir Agnes Monica Muljoto ini membuat unggahan mengikuti gerakan seruan viral di seluruh dunia, All Eyes on Rafah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada Kamis, 30 Mei 2024, Agnez Mo mengunggah gambar tenda-tenda di Rafah yang viral di seluruh dunia bertuliskan, "All Eyes on Rafah." Unggahan ini dilakukan seusai ia menerima hujatan akibat unggahan-unggahan sebelumnya yang menyamakan genosida warga Palestina oleh tentang Israel (IDF) sebagai akibat dari perang. Alih-alih menyerukan All Eyes on Rafah, pada unggahan sehari sebelumnya, Agnez Mo justru menyerukan, "Stop the War."  

Agnez Mo Serukan Gencatan Senjata

Penyanyi yang memulai karier keartisannya sejak masih anak-anak ini juga meminta agar gencatan senjata dilakukan. "Cease fire now (gencata senjata sekarang)." Ia pun mengulang unggahan sebelumnya dengan penegasan. "I said it again (saya katakan lagi). There is no such thing as killing children legally (tidak ada pembenaran untuk pembantaian anak-anak)," tulisnya mengutip pernyataan aktris Amerika, Yara Shahidi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Secara khusus, Agnez Mo menitikberatkan pada penyelamatan anak-anak. Ia menuliskan dalam Bahasa Inggris. "Semuanya. Anda tidak bisa memilih siapa yang ingin diselamatkan. Tidak ada satu nyawa yang lebih berharga dari yang lain. Anda harus menyelamatkan semuanya. Anda tidak bisa membuat persyaratan siapa yang lebih dikasihi, disayangi, dan lebih dipedulikan. Tak ada seorang pun, kataku, yang pantas dibunuh, diperkosa, atau diculik. Tidak peduli apapun rasnya. Jika Anda memilih siapa yang perlu diselamatkan, maka Anda sama sekali tidak berbicara tentang kemanusiaan. Anda harus membela seluruh umat manusia," tulisnya. 

Agnez Mo Disebut Mau Belajar dari Kekeliruan

Unggahan-unggahan ini membuatnya menuai pujian di aplikasi X. Ia dinilai bersedia belajar dari kesalahan yang sudah dibuatnya kala menyamakan genosida itu dengan perang. "Dia belajar, terima kasih Agnez Mo," tulis @tanyakanrl. Salah satu akun penggemar Agnez Mo juga berterima kasih pada artis idola mereka yang menggunakan platform media sosialnya untuk mengkampanyekan seruan kemanusiaan. 

"Agnez Mo menyerukan gencatan senjata di Gaza dan berpihak pada solidaritas rakyat Palestina. Terima kasih telah menggunakan platformmu, @agnezmo," tulisnya. 

Pada unggahan-unggahan kemarin, Agnez Mo memang mengundang kemarahan publik lantaran menilai kebiadaban yang terjadi di Rafah adalah perang. Ia meminta agar perang dihentikan. Netizen pun ramai-ramai menghujatnya dan mengingatkan bahwa apa yang terjadi di Rafah dan Gaza adalah genosida. 

Perempuan berusia 37 tahun ini memulainya dengan unggahan foto seorang pria membentangkan spanduk bertuliskan, "Peace is cheaper," atau perdamaian lebih murah. Agnez selanjutnya mengunggah seorang perempuan yang ikut berdemonstrasi dengan mengusung tulisan di atas potongan kardus yang dikutip dari pendapat Tupac Shakur, rapper, penyair, dan aktivis dari Amerika Serikat. "They got money for wars, but can’t feed the poor (Mereka mendapatkan uang untuk perang namun tidak bisa memberi makan untuk orang miskin)," demikian sepenggal lirik yang ditulis di atas lembaran kardus, yang diambil dari lagu Tupac berjudul 'Keep Ya Head Up.'

Seperti diketahui, viral di seluruh dunia, netizen ramai-ramai mengkampanyekan All Eyes on Rafah sebagai gerakan seluruh warga dunia memperhatikan daerah pengungsian yang Jumat lalu, 24 Mei 2024 dibombardir tentara Israel. Akibatnya sebanyak 45 warga sipil, kebanyakan perempuan dan anak-anak tewas dan puluhan orang lainnya luka-luka. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus