Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berita bohong atau hoaks semakin banyak ditemui sehari-hari. Media sosial dan grup perpesanan Whatsapp menjadi salah satu media yang digunakan untuk menyebarkan informasi salah ataupun informasi sesat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, kebenaran juga tak lepas dari fakta dan opini. Meski sering disandingkan, sebenarnya keduanya memiliki pengertian yang berbeda. Tak jarang opini juga dimanfaatkan oleh para pembuat hoaks untuk menjebak sasarannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara membedakan fakta dan opini. Berdasarkan pengertian, fakta adalah pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya. Sedangkan, opini adalah pendapat seseorang yang belum bisa dibuktikan. Pendapat pribadi tersebut dapat benar bahkan dapat juga salah.
Berikut cara membedakan fakta dan opini:
Telusuri Kebenarannya
Temukan bukti-bukti yang akurat untuk menelusuri kebenaran sebuah peristiwa atau pernyataan yang Anda terima. Anda bisa mengecek waktu, lokasi, proses kejadian, atau hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa atau pernyataan tersebut.
Fakta dapat dibuktikan, baik itu salah maupun benar. Sebaliknya, jika peristiwa atau pernyataan tersebut tidak dapat diuji dengan indra dan sulit dibuktikan kebenarannya, peristiwa atau pernyataan tersebut termasuk opini.
Libatkan Nalar
Dalam membaca informasi yang Anda terima, libatkan nalar dan memperhatikan kata khusus yang tertulis. Kalimat yang bersifat subjektif biasanya menggunakan kata-kata opini atau prediksi.
Cara membedakan fakta dan opini juga bisa dilihat dari ciri-cirinya. Berikut ciri-ciri fakta dan opini:
Ciri-Ciri Fakta
- Mempunyai data yang akurat baik waktu, tanggal, tempat dan peristiwanya
- Biasanya dapat menjawab rumus pertanyaan 5W + 1H
- Dapat dibuktikan kebenarannya
- Berisi data-data yang sifatnya kuantitatif (berupa angka) dan kualitatif (berupa pernyataan).
- Dikumpulkan dari nara sumber yang terpercaya
- Bersifat objektif, yakni data yang sebenarnya, bukan dibuat-buat dan dilengkapi dengan gambar objek
- Menyatakan kejadian yang sedang atau telah dan pernah terjadi
- Informasi berasal dari kejadian yang sebenarnya
Ciri-ciri Opini
- Informasi yang disampaikan belum ada pembuktiannya
- Tidak memiliki narasumber.
- Berisi pendapat tentang peristiwa yang terjadi.
- Tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
- Bersifat subyektif dan biasanya disertai dengan pendapat, saran dan uraian yang menjelaskan.
- Biasanya ditandai dengan penggunaan kata-kata : bisa jadi, sepertinya, mungkin, seharusnya, sebaiknya.
- Menunjukkan peristiwa yang belum pasti terjadi atau terjadi pada kemudian hari.
- Merupakan pikiran atau pendapat seseorang maupun kelompok.