Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Tempo Inti Media Arif Zulkifli menyatakan polisi tidak boleh alergi terhadap kritik. “Kritik datang dari luar, berjarak dan karenanya diharapkan jernih dalam memandang persoalan,” kata Arif. “Penyampai kritik boleh jadi tidak mengetahui dinamika di dalam organisasi tapi mereka memilki perspektif tentang apa yang seharusnya dilakukan”.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Arif yang juga ketua Komisi Pengaduan dan Penegakkan Etika Pers Dewan Pers menyampaikan hal itu dalam acara Apel Kepala Kesatuan Wilayah Polri di Nusa Dua Bali, Jumat, 3 November 2021. Hadir dalam acara itu Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Wakil Kepala Polri Komjen Gatot Eddy Pramono, seluruh pejabat utama kepolisian dan kepala kepolisian daerah dari 34 provinsi. Adapun kepala polisi resor seluruh Indonesia mengikuti paparan secara daring.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dibuka oleh Presiden Jokowi, sejumlah pejabat hadir sebagai pembicara. Mereka diantaranya adalah Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Ketua Komisi Nasional Hak Azasi Manusia Ahmad Taufan Damanik.
Lebih lanjut Arif menguraikan perihal arti penting kritik oleh pers dalam demokrasi. Kritik media didasarkan pada fakta jurnalistik yang dihimpun berdasar liputan lapangan. Liputan itu diverifikasi secara berlapis, dilakukan cek dan ricek, dikonfirmasi hingga akhirnya diyakini kebenarannya secara jurnalistik. Pers mencari fakta, mengupayakan kebenaran agar terbangun rasa percaya di dalam masyarakat. “Tanpa truth, tidak akan ada trust,” kata Arif.
Redaktur senior Tempo itu mengharapkan polisi ikut berperan dalam proses pencarian fakta dan kebenaran oleh pers itu. Di saat polisi jadi sorotan misalnya, polisi hendaknya tidak menghindar dari jurnalis apalagi menyerang balik atau mengkriminalisasi. “Serangan pada wartawan bisa ditafsirkan sebagai penghalang-halangan terhadap kerja jurnalistik,” kata Arif lagi.
Arif juga mempersoalkan pernyataan yang meminta pers menyampaikan kritik membangun dan memberi solusi. “Setiap kritik yang didasarkan pada niat baik, pasti membangun”.
Ada pun solusi hendaknya dipikirkan oleh mereka yang dikritik karena merekalah yang mengerti detail persoalan. “Kritik membangun dan memberi solusi merupakan konsep yang problematik karena menyimpan kontradiksi di dalam dirinya sendiri, “ kata Arif lagi.
Baca: Sentil Polisi yang Hapus Mural, Jokowi: Itu Urusan Kecil, Saya Sudah Biasa Dihina