Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hukum

FDR 2 Pesawat Super Tucano Sudah Ditemukan, Akan Jadi Bahan Investigasi

TNI AU akan melakukan investigasi dengan membaca data dalam 2 FDR pesawat Super Tucano yang jatuh di Pasuruan, Jawa Timur.

17 November 2023 | 20.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama R. Agung Sasongkojat mengatakan pihaknya telah menemukan flight data recorder (FDR) atau perekam data penerbangan pesawat Super Tucano yang jatuh di Pasuruan, Jawa Timur, kemarin. Penemuan FDR itu akan menjadi bahan investigasi untuk menentukan penyebab kecelakaan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Mudah-mudahan bisa kita baca untuk dapat memberi penjelasan lebih lanjut apa yang terjadi pada penerbangan ini," kata Agung dalam jumpa pers di Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, pada Jumat, 17 November 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Agung mengatakan kedua FDR itu saat ini berada di Skuadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Jawa Timur.  Agung belum bisa menyampaikan seperti apa investigasi yang akan dilakukan oleh TNI AU karena belum menerima informasi. Namun dia memastikan TNI AU tidak akan melibatkan pihak luar.

"Jadi tujuan daripada investigasi adalah memperbaiki prosedur menambah prosedur atau mengurangi hal-hal yang tujuannya untuk keselamatan penerbangan," kata Agung.

Kronologi singkat kecelakaan 2 pesawat Super Tucano

Dua Pesawat EMB 314 Super Tucano jatuh di Pasuruan Jawa Timur pada Kamis kemarin, 16 November 2023. Keduanya merupakan bagian dari empat pesawat yang sedang  melaksanakan misi profisiensi formation flight (terbang dalam formasi). 

Empat pesawat itu tinggal landas dari Skuadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Jawa Timur pada Kamis, 16 November 2023 sekitar pukul 10.51 WIB. 

Agung menyatakan empat pesawat tersebut lepas landas dengan selamat. Setelah membentuk formasi, pesawat buatan Brasil itu pun sempat terbang tanpa kendala. 

Masalah terjadi ketika empat pesawat itu dihadang awan tebal. Saat itu, menurut Agung, para penerbang pun menyatakan tak memiliki jarak pandang yang memadai sehingga akhirnya membubarkan formasi. 

Setelah formasi bubar itulah dua dari empat pesawat mengalami kecelakaan. Empat awal gugur dalam misi penerbangan itu.

Agung membantah kemungkinan kedua pesawat itu mengalami tabrakan satu sama lain. Pasalnya, menurut dia, berdasarkan suara Emergency Locator Transmitter  (ELT) menunjukkan ada sesuatu yang terjadi pada pesawat. 

"Dua pesawat selamat karena melaksanakan prosedur, melepaskan diri dari formasi setelah masuknya awan yang tebal. Itu kejadiannya," kata Agung.

TNI AU pun memastikan akan menghentikan seluruh operasional pesawat Super Tucano untuk sementara waktu. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi jika ditemukan adanya masalah teknis pada pesawat buatan Brasil tersebut.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus