Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah memimpin pena-nganan kasus yang menjerat Vanessa Angel, karier Harissandi kian moncer. Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian mengganjar mantan Kepala Subdirektorat V Siber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Jawa Timur ini dengan satu kursi di sekolah pimpinan menengah polisi sebagai syarat ia naik pangkat dan jabatan. Dia lolos seleksi lewat jalur penghargaan.
Harissandi mencorong karena -dianggap berhasil membongkar jaringan prostitusi yang melibatkan para model dan artis Tanah Air. Ia menyeret Vanessa Angel dan tiga muncikari ke pengadilan, kendati akhirnya Vanessa dijerat dengan tudingan penye--baran konten asusila. Belakangan, muncul tudingan tak sedap dalam peng-ungkapan kasus tersebut. Tim penasihat hukum sang artis menuduh polisi menjebak kliennya.
Kejanggalan demi kejanggalan muncul dalam persidangan Vanessa dan tiga muncikari di Pengadilan Negeri Surabaya. Salah satunya salinan rekening Tentri No-vanta, terdakwa muncikari Vanessa. Uang yang disebut sebagai biaya jasa kencan bersama Vanessa dikirim dari seseorang bernama Herlambang Hasea. Herlambang kerap tertangkap kamera berada di belakang para pejabat Polda Jawa Timur saat bertemu dengan wartawan.
Kejanggalan demi kejanggalan muncul dalam persidangan Vanessa dan tiga muncikari di Pengadilan Negeri Surabaya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Timur Komisaris Besar Frans Barung Mangera menyarankan Tempo bertemu dengan petinggi Direktorat Reserse Kriminal Khusus agar mendapat penjelas-an detail kasus Vanessa Angel. Awalnya menolak berkomentar karena tak lagi menjabat di Polda Jawa Timur, Harissandi—yang tengah menjalani pendidikan di Lembang, Jawa Barat—akhirnya bersedia menjelaskan tentang kasus Vanessa ketika dihubungi wartawan Tempo, Mustafa Silalahi, melalui sambung-an telepon pada -Jumat, 10 Mei lalu.
Kenapa polisi menjerat Vanessa -Angel -dengan Undang-Undang Informasi dan -Transaksi Elektronik?
Dia tidak bisa dijerat dengan pasal prostitusi. Cuma muncikari yang bisa.
Apa tanggapan Anda soal tudingan rekayasa dalam kasus Vanessa?
Mau disebut rekayasa atau enggak, fakta hukumnya (foto) ada. Ya, sudah.
Soal tudingan tim penasihat hukum bahwa polisi menjebak Vanessa?
Soal tudingan jebakan ini, wajarlah. Pengacara kan membela kliennya. Biarin aja. Yang penting fakta hukumnya kan ada.
Apa bukti Vanessa terlibat dalam kasus prostitusi?
Dalam setahun, ada beberapa kali -tran-sak-si. Dia bukan cuma sama Rian Su-broto.
Kami menerima salinan rekening terdakwa Tentri Novanta yang mencantumkan ada transfer sebesar Rp 80 juta dari Herlambang Hasea. Apakah benar dia pegawai honorer di Polda Jawa Timur?
Herlambang yang mana? Saya enggak tahu. Tanya kasubdit (kepala subdirekto-rat) yang baru.
Kenapa rekening Tentri bisa terkuras padahal kartu anjungan tunai mandirinya disita polisi?
Ya enggak apa-apa, kan hak yang punya rekening untuk mengambil uang. Bukan polisi yang ngambilin uang itu.
Uang Rp 80 juta itu berasal dari orang Polda Jawa Timur?
Polisi kaya sekali punya uang sebanyak itu.
Uang itu disebutkan untuk menjebak Va-nessa?
Kalau punya uang sebanyak itu, saya enggak maulah dipakai untuk menjebak. Mending uangnya dipakai untuk yang lain, misalnya berdagang.
Anda bisa ikut sekolah pimpinan mene-ngah kepolisian karena dianggap berhasil mengungkap jaringan prostitusi artis yang melibatkan Vanessa Angel?
Ya enggaklah. Kita enggak ada prestasi. Saya ikut jalur resmi untuk sekolah itu.
Anda akan ke mana setelah selesai bersekolah?
Doakan saya kembali ke Jawa Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo