Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
NAMA Robert Priantono Bonosusatya muncul dalam kisruh tata niaga komoditas timah di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah Tbk di Kepulauan Bangka Belitung. Ia disebut terhubung dengan PT Refined Bangka Tin (RBT), perusahaan timah yang terseret kasus itu. Kejaksaan Agung sudah menetapkan 14 tersangka. Dua di antaranya merupakan direktur PT RBT. Secara kebetulan, Robert kerap juga disapa RBT.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Robert adalah pengusaha yang sudah malang melintang di banyak perusahaan. Dia pernah menjabat Komisaris Utama PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk—perusahaan percetakan. Dia juga pernah menjadi Komisaris Utama PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk, perusahaan pengelola jalan tol. Pria lulusan University of California San Francisco Foundation, Amerika Serikat, ini memiliki perusahaan bernama PT Robust Buana Tunggal yang juga diinisialkan RBT.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nama Robert pernah muncul dalam kasus “rekening gendut” yang menyeret nama Budi Gunawan pada 2010. Namanya kembali muncul di tengah kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Ia diduga meminjamkan pesawat jet pribadi untuk Brigadir Jenderal Hendra Kurniawan, anak buah Ferdy Sambo. Hendra dan Ferdy sama-sama menjadi terpidana kasus kematian Yosua. Hendra menggunakan pesawat Robert ke Jambi untuk mendatangi orang tua Yosua. Tapi Robert membantah informasi ini.
Baca:
Dihubungi lewat WhatsApp, Robert mengaku tidak tahu-menahu ihwal korupsi penambangan timah ilegal di Bangka Belitung. Ia juga mengklaim bukan pemilik PT Refined Bangka Tin. “Saya tidak mengerti karena saya bukan pemilik PT RBT,” tulis Robert pada Rabu, 6 Maret 2024. Robert lantas menunjuk Harris Arthur Hedar untuk menjelaskan lebih detail bantahannya. Saat ditemui, Harris ternyata merangkap pengacara PT Refined Bangka Tin. Berikut ini petikan wawancara Harris dengan wartawan Tempo, Fajar Pebrianto dan Lani Diana, di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 7 Maret 2024.
Benarkah Robert memiliki saham di PT Refined Bangka Tin (RBT)?
Enggak ada, tidak ada kaitannya. Kalau memang dia pemilik, seharusnya punya saham atau ditempatkan di perusahaan. Ini enggak ada.
Lalu apa hubungan Robert dengan PT RBT?
Sama-sama orang tambang, Robert kenal dengan Suparta (Direktur Utama PT RBT, yang saat ini menjadi tersangka). Kebetulan PT Refined Bangka Tin disingkat PT RBT. Orang mengaitkannya dengan RBT sebagai inisial nama Robert. Namanya cuma dikait-kaitkan.
Bagaimana kerja sama antara PT Timah dan PT RBT?
PT RBT dan PT Timah ini bekerja sama. PT RBT menawarkan smelter.
(Catatan: Direktur Utama PT Timah Ahmad Dani Virsal tidak menanggapi pertanyaan mengenai hubungan perusahaan dengan PT RBT.)
Polisi menutup 27 smelter pada 2018. Setelah itu, PT RBT membentuk konsorsium bersama PT Timah serta membuat perusahaan boneka. Bagaimana penjelasan Anda?
Sejumlah CV untuk perusahaan boneka ini sudah terbentuk. Sudah bersama PT Timah. PT RBT masuk pada 2018.
(Catatan: Direktur Utama PT Timah Ahmad Dani Virsal tidak menanggapi pertanyaan tentang pembentukan konsorsium lima smelter dan perusahaan boneka.)
Benarkah Robert berkomunikasi dengan polisi untuk membantu PT Timah menghadapi kasus 27 smelter yang dituduh menambang secara ilegal?
Enggak ada Robert dan PT Timah berkomunikasi soal itu.
Apakah Robert merasa Kejaksaan Agung sedang membidiknya dalam kasus timah ilegal ini?
Pak Robert santai saja. Ya, beliau enggak ada kaitannya sama sekali. Tapi kalau penyidikan kan semua orang bisa disidik.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Tak Ada Hubungan Pak Robert dengan PT RBT"