Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kuasa hukum Ricky Rizal, Zena Dinda Defega, mengungkap alasan kliennya membuat grup WhatsApp Duren Tiga berselang tiga hari setelah pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat pada 11 Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Zena mengatakan grup WhatsApp Duren Tiga serupa dengan grup ABS (anak buah Sambo). Namun beda dari grup ABS yang hanya berisi ajudan, grup Duren Tiga berisi ajudan bersama Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, serta semua asisten rumah tangga dan ajudan sopir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jadi grup awal itu namanya tetap Duren Tiga, tetapi karena pasca Yosua sudah meninggal, semua orang di grup itu left grup. Makanya Ricky bingung bagaimana mau laporan. Jadi dibuatkan Ricky lagi. Di situ ada Richard juga, tetapi Richard left karena ganti nomor,” kata Zena saat dihubungi, Selasa, 20 Desember 2022.
Dalam kesaksian Senin kemarin, 19 Desember 2022, ahli digital forensik mengungkapkan ada 16 kontak dalam grup WhatsApp Duren Tiga berisi seluruh terdakwa pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir Yosua setelah pembunuhan. Sejumlah nama tidak dikenal juga masuk di dalam grup termasuk kontak dengan nama Tuhan Yesus.
Ahli Digital Forensik Puslabfor Polri Adi Setya mengatakan 16 kontak dalam grup tersebut antara lain: Richard (Richard Eliezer), Ricky Wibowo (Ricky Rizal), Damson Kobam (sekuriti Ferdy Sambo), Daden (ajudan Ferdy Sambo), Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Diryanto (asisten rumah tangga), Om Kuat (Kuat Ma’ruf), SMD, Tuhan Yesus, Alfanzu (Alfonsius Dua Lurang/sekuriti), Sadam (ajudan Ferdy Sambo), Gusi Sejati, Prayogi Iktara, AR19, dan WTK46.
Adi Setya mengatakan grup WhatsApp tersebut diperoleh dari transkrip barang bukti handphone milik Richard Eliezer.
“Barang bukti nomer 280 dari STP dengan nama Richard,” kata Adi.
Ahli Digital Forensik Puslabfor Polri Adi Setya mengatakan pihaknya menemukan handphone yang memiliki grup WhatsApp dengan nama Duren Tiga. Ia membenarkan grup itu berisi lima terdakwa pembunuhan.
“Jadi di hape tersebut ditemukan satu grup WhatsApp dengan nama Duren Tiga. Di dalamnya ada beberapa kontak di grup tersebut, di antaranya ada kontak WA atas nama Irjen Ferdy Sambo. Kemudian ada kontak WhatsApp bernama Putri Candrawathi dan seterusnya,” kata Adi Setya saat menjadi saksi dalam sidang pembunuhan Brigadir Yosua di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin, 19 Desember 2022
“Di dalam (grup) ada terdakwa lima orang ini?” tanya jaksa.
“Iya,” jawab Adi.
Namun ia mengatakan sudah tidak ada percakapan dalam grup tersebut. Menurut Adi, grup WhatsApp itu dibuat pada 11 Juli 2022 oleh akun WhatsApp atas nama Ricky Wibowo (Ricky Rizal). Adapun akun WhatsApp atas nama Richard ditambahkan ke grup tidak lebih dari satu hari sebelum dikeluarkan.
“Akun WhatsApp atas nama Richard masuk ke dalam grup tersebut tidak lebih dari satu hari. Dia di-add pada jam 5 pagi tanggal 11. Kemudian di-remove dari grup tersebut pada jam 8 tanggal 11. Jadi tidak sampai satu hari,” ujar Adi.
Adi Setya adalah salah satu dari lima saksi ahli yang dihadirkan jaksa dalam sidang Ferdy Sambo pada Senin kemarin. Saksi lain yang hadir yaitu Muhammad Mustofa (Ahli Kriminologi), Farah Primadani Karouw (Ahli Forensik & Medikolegal), Ade Firmansyah S (Ahli Forensik & Medikolegal), dan Eko Wahyu B ( Ahli Inafis).