Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini 12 Juli merupakan hari spesial bagi wanita dan aktivis pendidikan, Malala Yousafzai dan tanggal kelahiran wanita asal Pakistan tersebut bahkan diabadikan oleh PBB sebagai Hari Malala.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagaimanakah awal mula penetapan Hari Malala tersebut?
Siapakah Malala?
Malala Yousafzai lahir di Mingora, Pakistan pada 12 Juli 1997. Ia merupakan warga negara pakistan dan seorang aktivis yang memperjuangkan pendidikan dan hak-hak perempuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir dari laman resmi United Nations atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Malala Yousafzai menjadi simbol internasional perjuangan untuk pendidikan anak perempuan setelah dia ditembak pada 2012 karena menentang pembatasan Taliban terhadap pendidikan perempuan di negara asalnya, Pakistan.
Pada 2009, Malala mulai menulis blog dengan nama samaran tentang meningkatnya aktivitas militer di kota asalnya dan tentang ketakutan sekolahnya akan diserang. Setelah identitasnya terungkap, Malala dan ayahnya, Ziauddin Yousafzai, terus menyuarakan hak atas pendidikan.
Serangan Taliban terhadap Malala pada 9 Oktober 2012 saat dia pulang dari sekolah bersama teman-temannya mendapat kecaman dari seluruh dunia. Di Pakistan, lebih dari 2 juta orang menandatangani petisi hak atas pendidikan, dan Majelis Nasional meratifikasi RUU Hak atas Pendidikan Wajib dan Gratis yang pertama di Pakistan.
Pada 2013, Malala dan ayahnya ikut mendirikan Malala Fund untuk menyadarkan dampak sosial dan ekonomi dari pendidikan anak perempuan dan memberdayakan anak perempuan untuk menuntut perubahan. Pada Desember 2014, ia menjadi penerima Hadiah Nobel Perdamaian termuda. Sekretaris Jenderal António Guterres menunjuk Malala sebagai Utusan Perdamaian PBB pada tahun 2017 untuk membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan anak perempuan.
Penetapan Hari Malala oleh PBB
Disarikan dari sejumlah sumber, Malala Day dirayakan pada 12 Juli 2013 oleh PBB. Acara tersebut meminta para pemimpin dunia untuk memastikan pendidikan gratis dan wajib bagi anak-anak di seluruh dunia.
Mantan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown berpidato dalam pertemuan tersebut dalam kapasitasnya sebagai Utusan Khusus PBB untuk Pendidikan Global.
Dalam pidatonya, Malala berbicara tentang perlunya akses pendidikan perempuan di seluruh dunia. “Saudara-saudara terkasih, ingatlah satu hal. Hari Malala bukanlah hari saya. Hari ini adalah hari bagi setiap perempuan, setiap laki-laki dan perempuan, yang menyuarakan hak-hak mereka," kata buah hati pasangan Ziauddin Yousafzai dan Toor Pekai Yousafzai itu dalam pidatonya.
Berbicara tentang insiden penembakan, dia mengatakan bahwa Taliban berharap untuk membungkamnya dengan peluru. “Tapi tidak ada yang berubah dalam hidup saya kecuali ini. Kelemahan, ketakutan, dan keputusasaan mati, kekuatan, kekuatan, dan keberanian lahir” katanya yang kemudian disambut tepuk tangan meriah dari hadirin pertemuan tersebut.
Penerima Nobel Perdamaian, Malala Yousafzai berbicara dengan sejumlah siswa di sekolah menengah Nasib saat kunjungannya di kamp pengungsian Dadaab, dekat perbatasan antara Kenya-Somalia, 12 Juli 2016. Malala sekaligus meraykan ulang tahunnya ke-19 bersama dengan para pengungsi. REUTERS/Thomas Mukoya
Meskipun ia dan teman-temannya menerima kekerasan dari Taliban, Malala mengatakan bahwa dirinya tidak membenci Taliban. “Saya bahkan tidak membenci Thalib yang menembak saya. Bahkan jika ada pistol di tanganku dan dia berdiri di depanku, saya tidak akan menembaknya” ujar wanita yang kini berusia 15 tahun tersebut.
“Ini adalah welas asih yang saya pelajari dari Muhammad, Yesus Kristus dan Sang Buddha. Inilah warisan perubahan yang saya warisi dari Martin Luther King, Nelson Mandela, dan Muhammad Ali Jinnah” tambahnya. Menurut Malala, filosofi non-kekerasan juga dipelajarinya dari Gandhi Jee, Bacha Khan dan Bunda Teresa.
Tidak hanya itu, sifat mulianya itu juga diajarkan dari Ayah dan Ibunya. “Dan inilah pengampunan yang ia pelajari dari ibu dan ayah saya. Inilah yang jiwaku katakan padaku, jadilah damai dan cintai semua orang,” tutur pasangan dari Asser Malik tersebut. Begitulah Hari Malala bukan sekedar ulang warsa seseorang semata.
UN.ORG | MALALA.ORG | CNBCTV
Pilihan editor : 25 Tahun Malala Yousafzai, Hak Perempuan Taliban dan Nobel Perdamaian