Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mulai membentuk susunan kabinet dengan menunjuk beberapa tokoh untuk mengisi jabatan tertentu. Dari pilihan tokoh tersebut, Trump memilih beberapa figur yang erat dengan kontroversi. Siapa saja figur kontroversial yang ditunjuk oleh Trump?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Robert F. Kennedy Jr. (RFK)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari news.yahoo.com, Robert F. Kennedy Jr. telah lama menjadi salah satu kritikus paling menonjol terhadap sistem kesehatan masyarakat Amerika dan vaksin yang menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Amerika.
Kini, ia dicalonkan sebagai Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, yang bertanggung jawab atas seluruh badan kesehatan nasional, termasuk Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA), serta program Medicare dan Medicaid yang melayani puluhan juta warga Amerika.
Kennedy menggunakan kampanye presidennya yang independen untuk menyoroti klaim-klaim kontroversialnya, termasuk bahwa "tidak ada vaksin yang aman," vaksin menyebabkan autisme, dan vaksin COVID-19 membunuh banyak orang Amerika.
2. Matt Gaetz
Gaetz mungkin adalah pilihan yang paling mengejutkan sejauh ini karena sangat sedikit orang yang menduganya. Mantan legislator Florida ini tidak memiliki pengalaman sebagai jaksa atau hakim dan hanya sebentar berpraktik sebagai pengacara sebelum terjun ke dunia politik, semua kualifikasi tradisional untuk menjadi pejabat penegak hukum tertinggi di negara tersebut.
Namun, hambatan terbesar bagi Gaetz untuk mendapatkan posisi ini adalah rekam jejaknya yang kontroversial. Gaetz pernah menjadi subjek penyelidikan kriminal federal yang panjang terkait tuduhan bahwa ia terlibat dalam pesta seks yang dipicu oleh obat-obatan dengan pekerja seks perempuan bayaran, termasuk setidaknya satu orang yang masih di bawah umur.
Ia membantah semua tuduhan tersebut. Pada akhirnya, pihak federal memutuskan untuk tidak menuntutnya, dilaporkan karena kekhawatiran tentang kredibilitas para saksi.
3. Elon Musk
Juragan Tesla, SpaceX, dan pemilik X ini mendukung Trump setelah percobaan pembunuhan pada bulan Juli dan dengan cepat menjadi salah satu pendukung finansial utama sekaligus sekutu politik yang selalu hadir bagi mantan dan calon presiden tersebut.
Musk, seorang imigran asal Afrika Selatan, adalah orang terkaya di dunia. Ia mengandalkan subsidi untuk kendaraan listrik dan kontrak kedirgantaraan dari pemerintah AS untuk meraih miliaran dolar keuntungan, dan bahkan berpotensi menghasilkan lebih banyak lagi jika lembaga regulasi memenuhi keinginannya.
Ia telah ditunjuk untuk memimpin entitas baru bernama *Department of Government Efficiency* (Departemen Efisiensi Pemerintah) bersama mantan kandidat presiden dari Partai Republik, Vivek Ramaswamy.
Musk menyatakan ingin memangkas anggaran federal hingga sepertiga. Namun, para pengamat mencatat bahwa DOGE, nama yang secara troll merujuk pada mata uang kripto yang pernah dipromosikan Musk, sebenarnya bukan badan pemerintah resmi dan tidak memiliki kekuatan hukum apa pun.
4. Pete Hegseth
Dikutip dari thesun.co.uk, Hegseth adalah seorang mantan reporter Fox News sekaligus veteran Garda Nasional yang kini ditunjuk Trump sebagai Menteri Pertahanan. Hegseth pernah ditugaskan di Irak, Afghanistan, dan Teluk Guantanamo. Ia dikenal karena kerap mengkritik jenderal militer yang dianggapnya terlalu menyibukkan diri dengan perkara inklusifitas. Pengalamannya disebut kurang memadai untuk menjadi Menteri Pertahanan.
5. Marco Rubio
Marco Rubio, seorang politisi terkemuka yang telah menyerukan transparansi lebih besar terkait UFO, telah dicalonkan sebagai Menteri Luar Negeri. Senator Florida ini dikenal sebagai kritikus terhadap China dan Iran serta dianggap sebagai pendukung garis keras dalam kebijakan luar negeri. Pencalonan Rubio terjadi lebih dari delapan tahun setelah ia bersaing dengan Trump untuk nominasi Partai Republik pada 2016.
Pada 2019, ia mengklaim bahwa Donald Trump meninggalkan upaya militer di Suriah sebelum perang benar-benar berakhir. "Keputusan untuk meninggalkan sekutu Kurdi kita dan menarik pasukan Amerika dari Suriah Utara adalah kesalahan besar yang akan memiliki konsekuensi serius di luar Suriah," katanya dalam sebuah pernyataan.
YAHOO NEWS | THE SUN
Pilihan editor: Mengenal Tulsi Gabbard yang Ditunjuk Donald Trump Jadi Bos CIA