Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sayap bersenjata Hamas Brigade al-Qassam menembakkan “rudal besar” ke Tel Aviv pada Minggu, 26 Mei 2024, hingga menyebabkan Israel membunyikan sirene di pusat kota Tel Aviv untuk memperingatkan kemungkinan roket masuk. Sirene roket tersebut terdengar untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir di Israel.
Roket-roket Hamas diluncurkan sebagai tanggapan atas “pembantaian Zionis terhadap warga sipil”, kata Brigade al-Qassam dalam sebuah pernyataan di saluran Telegram, merujuk pada Israel. TV Hamas Al-Aqsa mewartakan roket diluncurkan dari Jalur Gaza. Setidaknya tiga ledakan dilaporkan terjadi di Israel tengah, kata koresponden AFP.
Tiga proyektil berhasil dijatuhkan oleh sistem antirudal Iron Dome yaitu sistem pertahanan udara Israel, menurut juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Lima proyektil lainnya dilaporkan mendarat di area terbuka. Di Kfar Saba, timur laut Tel Aviv, setidaknya satu roket menghantam lapangan terbuka yang menyebabkan kawah besar, menurut gambar jatuhnya roket tersebut.
Serangan Hamas terjadi sekitar pukul 14.00 waktu setempat, seperti dilansir media setempat Times of Israel. Sekitar 80 menit kemudian, kata media tersebut, sirene roket terdengar di beberapa komunitas yang berdekatan dengan Gaza.
Militer Israel mengatakan sirene telah diaktifkan di Israel ketika pertempuran dengan Hamas meletus di Gaza, termasuk di kota Rafah di ujung selatan. Sebelumnya, sirene roket tidak terdengar di Tel Aviv selama empat bulan terakhir.
Layanan medis darurat Israel mengatakan mereka belum menerima laporan adanya korban jiwa. Sebuah rumah di Herzliya, pinggiran Tel Aviv, mengalami kerusakan ringan akibat pecahan peluru yang jatuh, kata polisi, dan dua orang menderita luka ringan, tetapi tidak ada kerugian serius yang dilaporkan.
Serangan itu menandakan Hamas masih mampu menembakkan roket jarak jauh, meskipun lebih dari tujuh bulan serangan militer Israel menghancurkan dari udara dan darat. Israel memulai serangan darat terhadap Rafah awal bulan ini, memaksa ratusan ribu warga Palestina mengungsi dari kota yang telah menjadi tempat berlindung bagi setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza.
Rafah yang terletak di tepi selatan Gaza dan berbatasan dengan Mesir telah menjadi jalur utama masuknya bantuan kemanusiaan, dan organisasi-organisasi internasional mengatakan operasi Israel telah memutus wilayah tersebut hingga meningkatkan risiko kelaparan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
REUTERS | TIMES OF ISRAEL | ARAB NEWS
Pilihan editor: Israel Dikabarkan Minta Dibuka Lagi Negosiasi Gencatan Senjata
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini