Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DI Negeri Abang Sam, Assange akan menghadapi tuduhan peretasan komputer dan spionase. “Keputusan akhirnya ada pada pengadilan,” kata Javid dalam acara di BBC Radio 4, Rabu, 12 Juni lalu.
Assange menjadi buron Amerika selama satu dekade. Dia kini dipenjara di London karena melanggar aturan bebas sementara setelah diserahkan Kedutaan Ekuador di London. Sebelumnya, dia berlindung selama tujuh tahun di kedutaan itu untuk menghindari ekstradisi ke Swedia, tempat dia didakwa dalam kasus pemerkosaan.
Kasus Assange di Amerika berhubungan dengan publikasi materi rahasia yang berasal dari mantan analis Angkatan Darat, Chelsea Manning, pada 2010. Pada Mei lalu, Departemen Kehakiman mendakwa Assange dengan 17 dakwaan atas pelanggaran Undang-Undang Spionase. Ia terancam hukuman 10 tahun penjara untuk setiap pelanggaran itu. Assange juga menghadapi satu tuduhan konspirasi karena diduga bekerja sama dengan Manning untuk meretas komputer Departemen Pertahanan guna mengakses dokumen-dokumen rahasia Perang Irak.
MALAYSIA
Skandal Video Seks Menteri
POLITIK Malaysia dihebohkan oleh beredarnya video adegan seks dua pria pada Selasa, 11 Juni lalu. Esoknya, Haziq Aziz, lewat video yang diunggah di akun Facebooknya, mengaku sebagai orang yang berada dalam video itu bersama Menteri Urusan Ekonomi Malaysia Azmin Ali.
“Video itu diambil tanpa izin saya pada 11 Mei selama pemilihan sela Sandakan di kamarnya di Hotel Four Points,” kata Haziq seperti dilansir Channel News Asia. Dia mengatakan Azmin tak memenuhi syarat menjadi pemimpin dan meminta Komisi Antikorupsi Malaysia menyelidiki Azmin.
Azmin Ali membantah tuduhan itu. “Saya dengan tegas menyangkal fitnah keji kepada saya ini,” tutur Wakil Presiden Partai Keadilan Rakyat tersebut. Ia menyebutnya sebagai plot jahat untuk membunuh reputasi dan menghancurkan karier politiknya. Dia juga meminta pengacaranya mengambil langkah hukum.
Perdana Menteri Mahathir Mohamad ragu akan keaslian video seks itu. “Ini dibuat oleh seseorang dengan agenda politik,” ujarnya. “Jangan lakukan hal-hal kotor seperti ini.”
Sudan
Junta Membubarkan Unjuk Rasa Prodemokrasi
DEWAN Militer Transisi (TMC), junta militer Sudan, mengaku telah memerintahkan pembubaran aksi duduk masyarakat sipil di Ibu Kota Khartoum pada Senin, 3 Juni lalu, yang menyebabkan setidaknya 120 orang tewas. Para dokter mengatakan sedikitnya 40 mayat ditemukan di Sungai Nil. “DMC memutuskan membubarkan aksi duduk itu,” ujar juru bicara junta, Shams al-Din Kabashi, Kamis, 13 Juni lalu, seperti dikutip Al Jazeera.
Demonstran menuntut TMC menyerahkan kekuasaan kepada badan transisi yang dipimpin warga sipil. Aksi duduk itu dilakukan sejak Presiden Omar al-Bashir digulingkan junta pada April lalu.
Aliansi untuk Kebebasan dan Perubahan berunjuk rasa menuntut penyelidikan yang transparan atas pembantaian pada 3 Juni tersebut. Aliansi juga menuntut penarikan para milisi dari jalan-jalan di Khartoum dan kota lain, pencabutan blokade Internet, serta pembentukan pemerintah sipil.
YAMAN
Serangan ke Bandar Udara Saudi
PEMBERONTAK Houthi di Yaman menyerang sebuah bandar udara di Arab Saudi pada Rabu, 12 Juni lalu. Serangan yang melukai 26 orang ini menambah eskalasi konflik yang bermula empat tahun lalu dan menewaskan lebih dari 70 ribu orang di negeri itu.
Perkembangan ini mengancam kelangsungan gencatan senjata antara Houthi dan pemerintah Yaman. Seperti dilansir New York Times, seorang pejabat Houthi, Mohamed Abdul Salam, mengakui serangan itu sebagai pembalasan atas “agresi dan blokade” koalisi yang dipimpin Saudi terhadap Yaman.
Koalisi militer pimpinan Saudi telah memperketat blokade pelabuhan utama dan bandara di Sanaa, ibu kota Yaman, yang dikuasai Houthi. Pada Senin, 10 Juni lalu, Saudi Press Agency melaporkan bahwa koalisi juga mengintensifkan serangan udara ke daerah yang diduduki Houthi. Sebagai balasan, Houthi menyerang Saudi dengan drone dan peluru kendali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo