Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amerika Serikat
Israel Melobi Kongres untuk Serang Rafah
DI tengah rencana invasi Israel ke Rafah, Gaza, yang dihuni sekitar 1,4 juta pengungsi Palestina, Komite Urusan Publik Amerika Israel (AIPAC)—kelompok lobi pro-Israel—melobi Kongres Amerika Serikat untuk mendukung operasi tersebut. “Tidak ada contoh dalam sejarah militer baru-baru ini yang mengalahkan kekuatan seperti Hamas di Rafah tanpa memasuki kota tersebut,” demikian isi pokok pembicaraan yang dikirim AIPAC ke kantor Kongres pada Selasa, 7 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Serangan komando dan embargo senjata dapat memberikan dampak positif, tapi tidak akan mengalahkan Hamas,” kata mereka seperti dikutip The Intercept.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AIPAC beralasan bahwa perang di Gaza diperlukan karena Hamas menolak membebaskan sandera. Hamas telah melepaskan 105 sandera selama gencatan senjata sementara pada November 2023 dan tentara Israel membebaskan tiga lainnya dalam operasi penyelamatan tapi juga membunuh sedikitnya empat sandera.
Selama berbulan-bulan sejak Israel menyerang Gaza, Amerika mendukung dengan alasan Israel punya hak membela diri atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Namun Presiden Joe Biden menyatakan Amerika akan berhenti memasok senjata berat kepada Israel jika Negeri Yahudi itu melanjutkan rencana menyerang Rafah. Sebanyak 57 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Amerika dari Partai Demokrat juga menulis surat kepada Biden dan mengatakan bahwa “invasi ofensif Israel ke Rafah sama sekali tidak dapat diterima”.
United Democracy Project, bagian dari AIPAC, telah mengumpulkan lebih dari US$ 1,8 juta pada Maret 2024 untuk pendanaan pemilihan umum Amerika, sebagaimana tercatat dalam dokumen Komisi Pemilihan Umum Federal Amerika. AIPAC berencana menggelontorkan dana sebesar US$ 100 juta untuk melawan kandidat yang mengkritik perang Israel di Gaza.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sedikitnya 34.735 orang Palestina di Gaza terbunuh sejak invasi Israel hingga 6 Mei 2024. Sebanyak 70 persen di antaranya perempuan dan anak-anak. Rafah kini menjadi tempat perlindungan terakhir sebagian besar warga Gaza.
“Serangan militer terhadap Rafah akan menjadi 'eskalasi yang tak tertahankan', menewaskan ribuan warga sipil dan memaksa ratusan ribu orang mengungsi. Hal ini akan berdampak buruk terhadap warga Palestina di Gaza, dengan dampak serius terhadap Tepi Barat yang diduduki, dan seluruh wilayah yang lebih luas,” ucap Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa António Guterres dalam pernyataannya.
Argentina
Pengadilan Kumpulkan Bukti Myanmar
Pengungsi Rohingya di perahu darurat setelah melintasi perbatasan Bangladesh-Myanmar, di Shah Porir Dwip, Cox's Bazar, Bangladesh, November 2017. Reuters/Navesh Chitrakar
PENGADILAN Pidana Federal di Buenos Aires, Argentina, telah menghimpun sejumlah bukti dalam kasus dugaan genosida terhadap warga Rohingya oleh tentara Myanmar pada 2017. “Meski banyak kendala logistik, pengadilan sudah mulai menghasilkan bukti. Faktanya, mereka memeriksa langsung tujuh warga Rohingya yang selamat dari genosida tahun 2017 yang melakukan perjalanan ke Buenos Aires dan memberikan kesaksian di depan pengadilan,” kata Tomás Ojea Quintana, pengacara hak asasi manusia Argentina yang mewakili para korban, kepada VOA, Selasa, 7 Mei 2024.
“Itu adalah sidang yang sangat penting karena pengadilan Argentina memiliki kesempatan untuk berhubungan dengan korban genosida yang sebenarnya dan juga bagi para korban lantaran mereka memiliki kesempatan untuk berbicara tentang kekejaman yang mereka derita.”
Pengadilan mulai menyidangkan kasus ini pada 2021 atas permohonan Organisasi Burma Rohingya Inggris Raya (BROUK). Pengadilan menggunakan kewenangan untuk mengadili dengan prinsip yurisdiksi universal yang diakui konstitusi negeri itu, yang mengizinkan persidangan atas kejahatan terhadap hukum internasional yang dilakukan di luar Argentina dan kejahatan-kejahatan yang disebutkan dalam Statuta Roma. Selain mengadili kasus Rohingya, pengadilan Argentina pernah mengadili kasus kejahatan di bawah rezim Francisco Franco di Spanyol, persekusi kelompok Falun Gong di Cina, dan genosida Uighur di Cina.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo