Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta angkat bicara usai serangan yang dilancarkan Iran terhadap Israel pada Selasa ini. Iran menilai serangan itu sebagai bentuk pembelaan diri terhadap Israel setelah menahan diri dalam waktu yang cukup lama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pernyataan resmi yang dirilis pada Rabu, 2 Oktober 2024, Kedutaan Besar Iran menilai serangan itu sebagai tanggapan terhadap tindakan agresif rezim Zionis, termasuk pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Republik Islam Iran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kedutaan Besar Iran juga menyebut serangan terhadap Israel juga berhubungan dengan kematian Ketua Biro Politik Gerakan Hamas di Teheran, Ismail Haniyeh, yang merupakan tamu resmi pemerintah Republik Islam Iran.
Serangan itu juga merupakan balasan atas tewasnya Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon, Sayyid Hassan Nasrallah, dan penasihat militer senior Iran di Beirut, Jenderal Nilforushan.
Kedutaan Besar Iran menilai serangan balasan terhadap Israel itu menunjukkan pendekatan bertanggung jawab Iran terhadap perdamaian dan keamanan regional serta internasional. Iran juga menyebut serangan ini merupakan perlawanan atas genosida oleh Zionis Israel terhadap rakyat Palestina dan agresi militer Israel terhadap Lebanon dan Suriah.
"Republik Islam Iran menekankan tanggung jawab para pendukung dan penyedia keuangan serta senjata rezim Zionis untuk menghentikan tindakan gila para pemimpin rezim ini," sebagaimana yang tertulis dalam pernyataan resmi Kedutaan Besar Iran, Rabu, 2 Oktober 2024.
Lebih lanjut, Kedutaan Besar Iran juga menuntut langkah konkrit Dewan Keamanan PBB untuk mencegah kelanjutan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan regional serta internasional yang ditimbulkan oleh Israel.
Tak sampai di situ, Kedutaan Besar Iran juga membandingkan serangan yang dilakukan oleh negaranya dengan apa yang dilakukan Israel terhadap negara-negara lainnya.
Kedutaan Besar Iran mengklaim melakukan serangan dengan memerhatikan syariat Islam dan memenuhi prinsip hukum humaniter internasional. Iran menyebut hanya menargetkan sasaran dan infrastruktur militer dan keamanan Israel dalam serangan tersebut.
"Berlawanan dengan rezim Zionis yang selalu menganggap warga sipil yang tidak bersalah dan infrastruktur sipil sebagai target yang sah untuk penyerangan dan pembunuhan," demikian bunyi pernyataan Kedutaan Besar Iran di Jakarta.
Iran juga menyatakan siap dan tidak ragu mengambil langkah-langkah lanjutan apabila diperlukan untuk melindungi kedaulatan negaranya dari serangan Israel.
Sebelumnya, Iran meluncurkan rudal balistik ke Israel pada Selasa, 1 Oktober 2024 sebagai pembalasan atas serangan Israel terhadap pembunuhan pimpinan Hizbullah Hassan Nasrallah di Lebanon pekan lalu. Menyusul serangan tersebut, Garda Revolusi Iran menyampaikan pesan ancaman akan memberikan serangan yang lebih merusaka apabila Israel membalasnya.
"Lebih menghancurkan dan merusak,” demikian bunyi pesan Garda Revolusi Iran.
Berdasarkan pengumuman dari radio militer Israel, disebutkan terdapat 200 rudal yang telah diluncurkan oleh Iran. Akibat serangan tersebut, suara ledakan dan sirine alarm terdengar di Tel Aviv.