Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lai Ching-te dan Hsiao Bi-khim pada Senin pagi, 20 Mei 2024 dilantik sebagai presiden dan wakil presiden Taiwan yang baru. Pasangan pemimpin Taiwan baru ini, dihadapkan pada tantangan parlemen yang terpecah-belah dan klaim Cina atas wilayah negara tersebut. Lai dan Hsiao menjadi pasangan presiden dan wakil kelima Taiwan, yang menyandang status politik kontroversial di mata dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Upacara pelantikan berlangsung di kantor kepresidenan era kolonial Jepang di pusat kota Taipei. Lai menggantikan Tsai Ing-wen sebagai presiden Taiwan, setelah menjabat sebagai wakil presidennya selama empat tahun terakhir. Tsai juga menghadiri upacara tersebut, di mana Lai menerima stempel negara dari Ketua Legislatif Han Kuo-yu untuk melambangkan pelantikannya.
Lai berjanji akan terus memperkuat demokrasi Taiwan. Dalam pidato pembukaan pada resepsi sebelum pelantikannya pada Minggu, 19 Mei 2024, Lai mengatakan akan bekerja sama dengan Hsiao “untuk membangun fondasi kokoh yang diciptakan oleh Presiden Tsai selama delapan tahun terakhir.”
Lai, 64 tahun yang memiliki nama Inggris “William”, juga berjanji akan “terlibat dengan dunia dan membuat Taiwan lebih kuat”, serta menjadikan negaranya sebagai kekuatan utama dalam menjaga stabilitas regional. Tugas resmi pertama Lai setelah dilantik adalah menandatangani dokumen yang secara resmi menunjuk Cho Jung-tai sebagai perdana menteri, Pan Men-an sebagai sekretaris jenderal Kantor Kepresidenan dan Joseph Wu sebagai sekretaris jenderal Dewan Keamanan Nasional.
Kementerian Luar Negeri Taiwan menjelaskan sebanyak 51 kelompok yang terdiri dari 508 pejabat asing diperkirakan menghadiri upacara pelantikan, di antaranya 12 delegasi yang berasal dari negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan. Taipe menjalin hubungan diplomatik dengan 11 dari 193 negara anggota PBB dan juga Tahta Suci. Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan, karena menganut kebijakan Satu Cina yang hanya mengakui Republik Rakyat Cina (RRC) sebagai negara yang bernama “Cina”, sementara Taiwan memiliki nama resmi Republik Cina (ROC).
Para mantan pejabat Amerika Serikat yang diutus oleh Presiden Joe Biden hadir dalam upacara pelantikan Lai dan Hsiao, juga anggota parlemen dari berbagai negara termasuk Jepang, Jerman dan Kanada. Terlihat pula para pemimpin dari 12 negara yang berhubungan formal dengan Taiwan, salah satunya Presiden Paraguay Santiago Pena.
Lai dan Hsiao memenangkan pemilihan presiden pada 13 Januari 2024 setelah meraih sekitar 40 persen suara, membuat Partai Progresif Demokratik (DPP) kembali berkuasa selama empat tahun. Kandidat dari oposisi Kuomintang (KMT) dan Partai Rakyat Taiwan (TPP) sempat mencoba tetapi gagal memberi suara cukup untuk satu pasangan presiden-wakil presiden, hingga akhirnya membagi 60 persen sisa suara.
Meski menang pilpres, Lai tetap menghadapi tantangan besar, mengingat DPP kehilangan suara mayoritas di parlemen dalam pemilu legislatif yang diadakan pada hari yang sama. KMT kini mengantongi 52 kursi di badan legislatif yang memiliki 113 kursi, sementara DPP menduduki 51 kursi, TPP memiliki delapan kursi, dan partai independen yang secara ideologi selaras dengan KMT mendapat dua kursi. Pada 17 Mei 2024, para anggota parlemen saling memukul, mendorong dan berteriak dalam perselisihan sengit mengenai reformasi parlemen yang didorong oleh oposisi, beberapa hari sebelum pelantikan Lai dan Hsiao.
Reaksi Cina
Lai diprediksi akan mengungkapkan niat baik terhadap Cina dalam pidato pelantikannya pada Senin, 20 Mei 2024, waktu setempat dan menyerukan kedua belah pihak di Selat Taiwan untuk mengupayakan perdamaian, menurut seorang pejabat senior yang dikutip oleh Reuters.
Beijing memandang Taiwan sebagai wilayahnya sendiri, dan tidak pernah berhenti berupaya menjadikan pulau itu berada di bawah kendalinya. Lai sebelumnya telah mengusulkan diskusi dengan Cina namun ditolak Ia mengatakan hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka.
Cina telah mengerahkan angkatan udara dan lautnya di dekat pulau itu sejak kemenangan Lai dalam pemilu pada Januari lalu. Kementerian Pertahanan Taiwan, dalam laporan hariannya pada Senin tentang aktivitas militer Cina dalam 24 jam sebelumnya, mengatakan enam pesawat Cina telah melintasi garis tengah Selat Taiwan. Garis itu sebelumnya berfungsi sebagai perbatasan tidak resmi antara kedua negara, meski Cina mengatakan tidak mengakui hal itu.
Menurut peta yang disediakan oleh kementerian, setidaknya satu pesawat berada dalam jarak 80 km dari kota pelabuhan Keelung di Taiwan utara. Pekan lalu, Kantor Urusan Taiwan di Cina mengatakan Lai, yang disebutnya sebagai “pemimpin baru kawasan Taiwan” harus membuat pilihan yang jelas antara pembangunan secara damai atau konfrontasi.
Media pemerintah Cina tidak segera memberitakan mengenai pengambilan sumpah Lai. Pada Minggu malam, 19 Mei 2024, surat kabar Global Times yang didukung pemerintah Cina mengatakan Lai bisa menjadi “semakin provokatif” begitu ia menjabat. “Jadi dalam jangka panjang, hubungan lintas selat tidak akan optimis,” kata surat kabar itu dalam analisisnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
REUTERS | FOCUS TAIWAN | TAIPEI TIMES | TAIWAN TIMES
Pilihan editor: BREAKING NEWS: Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Meninggal dalam Kecelakaan Helikopter
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini