Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah rumah sakit di seluruh Lebanon kewalahan merawat hampir 3.000 pasien setelah ledakan massal pager atau alat komunikasi penyeranta pada Selasa
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti dilansir Al Jazeera pada Rabu 18 September 2024, di salah satu rumah sakit di pinggiran selatan Beirut, terlihat orang-orang dirawat di tempat parkir dengan kasur tipis, dengan sarung tangan medis di tanah dan tandu ambulans berlumuran darah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Rumah Sakit Mount Lebanon di luar Beirut, seorang reporter Reuters melihat sepeda motor bergegas menuju ruang gawat darurat dan orang-orang dengan tangan berlumuran darah menjerit kesakitan.
Di Lebanon selatan, kepala rumah sakit umum Nabatieh, Hassan Wazni, mengatakan kepada Reuters bahwa sekitar 40 orang yang terluka dirawat di fasilitasnya. Luka tersebut meliputi luka pada wajah, mata, dan anggota badan.
Setidaknya sembilan orang tewas, termasuk seorang anak perempuan berusia delapan tahun, dan 2.750 orang terluka dalam ledakan simultan pager genggam yang digunakan oleh anggota Hizbullah di Lebanon dan Suriah.
Perangkat komunikasi tersebut tampaknya diperoleh setelah Hassan Nasrallah, pemimpin kelompok Lebanon tersebut, memerintahkan anggotanya pada Februari untuk berhenti menggunakan telepon seluler, dan memperingatkan bahwa mereka dapat dilacak oleh intelijen Israel.
Militer Israel menyelipkan bahan peledak di sejumlah pager buatan Taiwan untuk melakukan serangan massal pada Selasa terhadap anggota Hizbullah di Lebanon. Hal ini diungkapkan para pejabat Amerika Serikat yang mendapat penjelasan tentang serangan Israel di Lebanon tersebut, The New York Times melaporkan.
Hizbullah mengatakan pihaknya menganggap Israel “bertanggung jawab penuh” atas ledakan mematikan tersebut dan berjanji bahwa “musuh yang berbahaya dan kriminal pasti akan dihukum atas tindakan agresif ini”.
Belum ada komentar resmi dari Israel, namun Israel mendesak warganya untuk berhati-hati setelah Hizbullah menjanjikan pembalasan.
Pager atau penyeranta, yang sering digunakan oleh warga sipil dan petugas kesehatan untuk berkomunikasi, adalah perangkat nirkabel kecil bertenaga baterai yang menerima pesan teks, audio, dan sinyal visual.
Menurut media Israel Walla, operasi serangan pager di Lebanon adalah upaya “menetralkan sebagian besar sistem komando dan kendali militer Hizbullah.”
Kementerian Kesehatan Lebanon sebelumnya mendesak semua warga negara yang memiliki perangkat komunikasi penyeranta untuk segera membuangnya.
Ledakan massal itu terjadi di tengah serangan lintas batas antara Hizbullah dan Israel dengan latar belakang serangan brutal Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.200 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
REUTERS | AL JAZEERA